OUR NETWORK

Focus Ultrasound Ablation (FUA), Inovasi Minimal Invasive Pengobatan Mioma Uteri

Rumah Sakit Abdi Waluyo pada Selasa (19/9) pagi meresmikan penginstalasian alat Focused Ultrasound Ablation (FUA). Alat ini akan sangat bermanfaat bagi para pasien, salah satunya bagi mereka yang memilki mioma uteri atau miom pada rahim. Teknologi FUA akan menghantarkan gelombang ultrasound yang menyatu ke titik fokus lesi, serta mengakibatkan kematian pada sel-sel mioma tanpa merusak jaringan sehat lain di sekitarnya. FUA memungkinkan pasien yang memiliki miona untuk menjalani prosedur terapi non invasif tanpa sayatan kulit. Inovasi ini juga mampu mengurangi rasa sakit, meminimalisir komplikasi, menghancurkan sel patologis secara optimal.

Dalam sambutannya, dr. Sigit Pramono, FRANZCOG, Sp.OG, Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Abdi Waluyo menyatakan, “Sesuai dengan visi dan misi kami, kami berkomitmen untuk meningkatkan perawatan dan hasil yang baik untuk pasien, dengan mengupayakan tersedianya peralatan medis terdepan yang dibutuhkan oleh para profesional medis dalam mendiagnosis dan mengobati berbagai kondisi medis. Salah satunya, dalam membantu penanganan penyakit mioma di Indonesia. Hal ini yang mendorong kami menghadirkan inovasi teknologi terbaru, yaitu FUA, yang kami harap akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.”

Focus Ultrasound Ablation (FUA), Inovasi Minimal Invasive Pengobatan Mioma Uteri

Kehadiran FUA di RS Abdi Waluyo diharapkan menjadi awal yag penting dalam meningatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. 

Dalam kesempatan yang sama, dr. Sigit Pradono Diptoadi, Sp.OG menjelaskan mengenai apa itu mioma. “Mioma atau fibroid rahim merupakan pertumbuhan otot dan jaringan yang terbentuk di dalam atau di dinding rahim. Ini biasanya merupakan tumor jinak yang umum terjadi pada perempuan. Mioma dapat menimbulkan berbagai gejala seperti nyeri, keputihan jangka panjang, sering buang air kecil, sembelit, pembesaran perut, hingga pendarahan vaginal yang berat dan tidak teratur. Meskipun demikian, beberapa perempuan juga tidak bergejala sehingga tidak menyadari bahwa dirinya mengidap fibroid.”

Berdasarkan penelitian, pada tahun 2019 kasus mioma mencapai 226 juta di seluruh dunia, dengan 9,6 juta di antaranya adalah kasus baru. Sekitar 20–25% kasus mioma ditemukan pada perempuan berusia produktif, sementara 30–40% ditemukan pada perempuan berusia di atas 40 tahun. Statistik kasus mioma di Indonesia belum diketahi secara pasti. Namun, sebuah studi di salah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 2015 menyatakan bahwa kasus baru mioma berkisar 6,43–12,46%.

Faktor risiko mioma antara lain usia, menstruasi dini, terlambat menopause, adanya riwayat mioma pada anggota keluarga, obesitas, dan tidak memiliki anak. Kebanyakan mioma memang tidak menyebabkan komplikasi serius. Namun, jika dibiarkan dapat menyebabkan rasa nyeri, pendarahan hebat yang dapat menyebabkan anemia, infertilitas, dan keguguran. Mioma dengan jeni dan derajat tertentu juga berpotensi meningkatkan risiko pada masa kehamilan, seperti placental abruption, hambatan pertumbuhan janin, dan kelahiran prematur. 

Sementara itu dr. Relly Y. Primariawan, Sp.OG (K), dalam presentasinya menyebutkan bahwa penanganan mioma dapat dilakukan dengan beberapa macam cara. Misalnya dengan obat-obatan, tindakan pembedahan, maupun dengan tindakan non-invasif yaitu FUA. 

FUA sebenarnya sudah diaplikasikan sejak tahun 1942. FUA adalah teknologi terapeutik non-invasif yang bekerja dengan memusatkan pancaran ultrasonografi ke target area yang sakit. Suhu pada titik target meningkat 60°C hingga 100°C, untuk menimbulkan kematian jaringan di area target (mioma) tanpa merusak organ di sekitarnya. 

Focus Ultrasound Ablation (FUA), Inovasi Minimal Invasive Pengobatan Mioma Uteri

Menurut dr. Indra Adi Susianto, Sp.OG, M.Si Med, mengatakan bahwa FUA merupakan terapi revolusioner dalam bidang ilmu kebidanan. “Dibandingkan dengan prosedur operasi pada umumnya, teknologi FUA memungkinkan hasil yang lebih unggul bagi pasien. Seperti tidak ada sayatan kulit, tidak ada pendarahan sehingga tidak memerlukan transfusi darah, dan umumnya dapat dilakukan hanya dengan rawat inap sehari.

FUA tetap menjadi alternatif yang baik untuk mempertahankan organ reproduksi perempuan agar tetap optimal, terutama bagi perempuan yang masih berencana hamil di kemudian hari.

Sebagai penutup, dr. Harianto Wijaya, DMAS, Sp.OG-KFER, dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi juga menambahkan, “FUA sangat bermanfaat meningkatkan kualitas hidup pasien terutama terlihat dari perbaikan gejala yang ada. Teknologi ini juga menjadi harapan bagi perempuan dengan mioma, agar dapat mempertahankan organ reproduksi untuk hamil di masa depan.”

Must Read

Related Articles