Datang bulan adalah masa yang mungkin membuat Ladies paling sebal. Selain takut tembus, kerempongan datang bulan yang sangat mengganggu adalah kram perut yang seringkali hadir dari tiga hari awal mestruasi. Memang ada sih beberapa Ladies yang beruntung sehingga tidak mengalami kram perut, namun kebanyakan pasti mengalami masa menyiksa tersebut.
Menurut Dokter Sherry, seorang dokter spesialis kandungan dan penulis she-ology: The Definitive Guide to Women’s Intimate Health. Period, setiap wanita mengalami kram menstruasi yang berbeda. Sejauh ini, kram menstruasi dibagi menjadi tiga, yaitu ringan, sedang, dan berat. Apabila Ladies mengalami pendarahan yang cukup berat, kemungkinan besar Ladies merasakan kram yang lebih intens. Namun ada juga perempuan yang tetap mengalami kram berat padahal pendarahannya ringan. Jadi, volume darah biasanya tidak selalu berkorelasi dengan intensitas kram.
Jadi apa dong yang memengaruhi intensitas kram?
Dokter Sherry mengungkapkan bahwa pain tolerance setiap orang lah yang memengaruhi efek kram terhadap setiap wanita. Namun, Dokter Sherry juga menegaskan bahwa kram apapun yang Ladies alami, perasaan sakit tersebut sangatlah normal, dan masih bisa diatasi oleh kompresan atau obat penghilang nyeri. Akan tetapi, apabila Ladies terdapat perubahan intensitas kram di masa menstruasi, bisa jadi hal tersebut merupakan sinyal dari tubuh.
Jadi, apa sih yang kram masa menstruasimu coba katakan mengenai kondisi kesehatanmu? Simak ulasannya di bawah ini, Ladies. ?
Kram menyakitkan dan pendarahan hebat.
Menurut Dokter Sherry, kram hebat yang membuat Ladies rasanya ingin meringkuk di tempat tidur biasanya disebabkan oleh pembekuan darah yang akan menghasilkan gumpalan darah. Semakin besar gumpalan darah yang keluar, maka semakin nyeri kram perut yang terasa. Hal tersebut memang lazim terjadi di masa awal mentruasi. Namun, apabila menstruasi Ladies menjadi tidak teratur dan terjadi pendarahan hebat akibat penggumpalan darah, mungkin ada masalah lain yang lebih besar.
Beberapa penyebab umum penggumpalan darah yang berlebihan antara lain, perubahan faktor fisik dan psikologis, misalnya stress, penurunan berat badan, olahraga berlebihan, kelainan tiroid dan hormone, fibroid rahim dan polip, serta sindrom ovarium polikistik.
Kram yang ringan dan konstan.
Kram dengan tingkat nyeri yang rendah biasanya masih dapat ditahan. Namun jika nyeri tersebut sudah konstan sehingga mulai terasa tidak nyaman, maka bisa jadi tubuh sedang memberikan sinyal tertentu. Menurut Dokter Sherry, kram tipe ringan dan konstan yang tidak membaik meskipun sudah mendapatkan penanganan ini bisa jadi tanda dari kista yang pecah, infeksi kandungan kemih, infeksi menular seksual, kehamilan, atau endometriosis.
Kram tidak membaik meskipun diberi penanganan.
Jika kram Ladies kebal terhadap obat penahan nyeri seperti ibuprofen, obat antiinflamasi nonsteroidal, akupuntur, biofeedback, atau pil KB, Dokter Sherry menyatakan bahwa mungkin saja hal tersebut diakibatkan oleh endometriosis. Endometrioses adalah suatu kelainan berupa adanya jaringan rahim (endometrium) yang berada di luar rahim. Dokter Sherry menyarankan wanita yang mengalami kram tipe ini untuk segera berkonsultasi ke dokter sebelum terlambat ditangani.
Nyeri tajam di satu sisi.
Nyeri tajam yang tiba-tiba terasa di satu sisi mungkin diakibatkan oleh rahim yang sedang bersandar pada sisi tersebut. Dokter Sherry menjelaskan bahwa secara anatomi, rahim biasanya dapat bersandar ke kiri atau kanan panggul wanita. Selain diakibatkan hal tersebut, bisa saja nyeri satu sisi ini diakibatkan oleh perilisan telur dari salah satu ovarium di masa ovulasi.
Sakit kepala di masa menstruasi.
Perubahan hormon di masa menstruasi biasanya akan memiliki efek samping yang kurang menyenangkan, salah satunya adalah sakit kepala. Perubahan estrogen dan progesterone akan memicu sakit kepala, terutama migraine.
Sumber: InStyle, Foto cover: instyle.com