Terkadang, ketika alam memanggil, Ladies tidak selalu bisa langsung menjawabnya. Mungkin Ladies sedang terjebak kemacetan, sedang ada rapat penting, atau sedang makan malam bersama orang penting.
Apa pun masalahnya, ada kalanya kita harus melawan keinginan untuk buang air besar alias BAB. Namun, tahukah kamu bahwa ternyata kita tidak disarankan untuk menahan buang air besar terlalu lama, karena dapat menyebabkan beragam risiko kesehatan dan, dalam kasus ekstrim, bahkan kematian, Ladies! Menurut BBC, seorang gadis berusia 16 tahun meninggal pada tahun 2015 setelah tidak buang air besar selama tiga bulan. Waduh …
Kebiasaan menggunakan kamar mandi setiap orang berbeda-beda, tetapi Healthline mencatat bahwa rata-rata tiga kali sehari atau bahkan tiga kali seminggu umumnya dianggap normal dalam hal buang air besar.
Ada beberapa kasus ekstrem, seperti yang dibahas dalam penelitian tahun 2010 yang diterbitkan dalam Journal of Neurogastroenterology and Motility. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa seorang wanita tidak buang air besar selama 75 hari penuh. Namun, kasus seperti itu jelas merupakan pengecualian dan bukan aturan.
Bagi kebanyakan orang, menahan buang air besar dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh dengan beberapa cara yang tidak menyenangkan, berikut ulasannya di bawah ini!
1. Sembelit
Jika kamu menahan BAB dalam waktu lama, air di dalam tinja pada akhirnya akan mengering, menjadikannya keras dan membuatnya lebih sulit untuk dikeluarkan. Seiring waktu, sembelit dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk pendarahan rektum, pembengkakan rektum, inkontinensia, dan, dalam situasi yang lebih serius, prolaps rektal.
Menurut Mayo Clinic, jika kamu menderita sembelit, kamu harus meningkatkan jumlah serat dalam makanan. Lebih banyak serat berarti lebih banyak volume tinja, sehingga lebih mudah dikeluarkan. Selain itu, kamu harus menambahkan lebih banyak latihan fisik yang akan membantu menjaga usus tetap bergerak.
Kamu juga dapat mencoba obat pencahar, pelunak feses, dan suplemen serat untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Namun, hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk memastikan sembelit teratasi adalah dengan buang air besar ketika tubuh memberikan instruksi.
2. Wasir
Setelah feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan, hal itu dapat menyebabkan ketegangan yang tidak perlu pada pembuluh darah di sekitar rektum dan anus, menurut Temple Health. Ketegangan ini bisa disebabkan oleh upaya mengejan terlalu keras atau bahkan hanya karena duduk terlalu lama. Dan ketika pembuluh darah ini meradang, maka terbentuklah wasir. Begitu muncul, wasir bisa menjadi sumber ketidaknyamanan, menyebabkan rasa sakit, gatal, dan bahkan pendarahan di daerah anus.
Meskipun wasir dapat menimbulkan rasa sakit, Harvard Medical School mencatat bahwa kamu tidak boleh terus-menerus menahan buang air besar. Semakin sering kamu menahan BAB, semakin buruk sembelit yang kamu alami dan membuat wasir sering terasa tidak nyaman.
3. Fisura ani atau sobekan anus
Saat feses mengering dan mengeras, berusaha mengeluarkannya dapat menyebabkan robekan kecil pada lapisan anus yang disebut fisura ani. Fisura ini dapat menyebabkan nyeri selama dan setelah buang air besar, tinja berdarah, dan robekan yang terlihat di sekitar anus. Menurut Family Doctor seperti yang dilansir Healthdigest, selain disebabkan oleh sembelit dan mengejan, fisura ini juga bisa disebabkan oleh diare berlebihan yang dapat menurunkan aliran darah ke lapisan anus.
Jika kamu menderita fisura anus, kamu perlu buang air besar secara normal lagi, seperti dicatat oleh Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Kamu bisa memulainya dengan menambahkan serat ke dalam makanan atau mengonsumsi suplemen serat. Kamu juga bisa mencoba melunakkan tinja dengan minum banyak air. Selain itu, mandi air hangat dapat membantu meringankan sebagian rasa tidak nyaman di sekitar anus.
Dalam kasus yang lebih ekstrim, pengobatan mungkin diperlukan. Bicarakan dengan dokter tentang pengobatan jika luka anus tidak kunjung reda.
4. Sakit perut
Jika kamu menahan buang air besar terlalu lama, bakteri di usus akan mencoba memecahnya, sehingga menyebabkan penumpukan gas, menurut Yale Medicine. Gas yang memenuhi perut dapat menyebabkan begah dan kembung yang menyakitkan. Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Danish Medical Journal juga menunjukkan bahwa semakin banyak kotoran di usus besar dapat meningkatkan jumlah bakteri, yang berarti jumlah gas di usus besar juga akan meningkat seiring waktu.
Sakit akibat gas ini bisa sangat parah, catat Cedars Sinai. Jika gas tersebut terutama terletak di sisi kiri usus besar, rasa tidak nyamannya bisa cukup parah hingga membuat seseorang mengira dirinya menderita masalah jantung. Nyeri di sisi kanan bisa sangat hebat hingga menyerupai gejala serangan kandung empedu atau bahkan radang usus buntu. Selain rasa sakit, penumpukan gas di usus besar dapat menyebabkan beberapa efek samping yang memalukan, termasuk bersendawa berlebihan dan perut kembung.
Masalah apa lagi yang akan timbul jika kamu sering menahan BAB, Ladies? Nantikan ulasan selanjutnya hanya di MeraMuda!
Sumber: healthdigest.com