Virus corona yang awalnya berasal dari Wuhan, China sekarang telah menyebar ke seluruh dunia. Penyebarannya begitu cepat dan meresahkan semua orang. Bahkan World Health Organization (WHO) sudah menetapkannya sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Penyakit itu sudah melewati fase wabah dan juga epidemi. Banyak upaya dilakukan untuk memberangus virus ini.
Tidak hanya berbagai upaya pencegahan yang perlu dilakukan. Menyaring berita atau kebenaran sebuah kabar juga begitu penting. Pasalnya, banyak sekali misconception atau kesalahpahaman yang terjadi semasa pandemi ini. Supaya tidak makin salah arah, berikut ini ada beberapa kabar kurang benar atau mitos tentang virus corona yang perlu untuk kamu ketahui.
Jika Bisa Menahan Nafas Selama 10 Detik Berarti Negatif Corona
Sebelumnya menyebar di berbagai grup WhatsApp yang menyatakan jika kamu bisa menahan nafas selama 10 detik berarti negatif corona. Namun kenyataannya, berdasarkan WHO hal tersebut salah kaprah. Indikasi-indikasi orang terjangkit virus corona adalah batuk kering, kelelahan, dan demam. Jadi menurut CDC, jika kamu merasa memiliki gejala di atas lebih baik untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Ibuprofen Bisa Membuat Gejala Virus Corona Makin Parah
Pada pertengahan bulan Maret lalu, Menteri Kesehatan Perancis melalui akun Twitternya menyebutkan ibuprofen atau aspirin bisa memperburuk gejala virus corona. Namun, WHO menyebutkan jika hal tersebut belum ada penelitian yang mendukungnya.
Q: Could #ibuprofen worsen disease for people with #COVID19?
A: Based on currently available information, WHO does not recommend against the use of of ibuprofen. pic.twitter.com/n39DFt2amF
— World Health Organization (WHO) (@WHO) March 18, 2020
Paketan dari China Bisa Menyebarkan Virus
Karena virus corona ini pertama kali dari China, banyak orang percaya jika paket atau segala sesuatu dari Negeri Tirai Bambu ini juga menyebarkannya. Tapi menurut penelitian pada virus serupa, termasuk SARS dan MERS, para ilmuwan percaya jika virus tidak bisa bertahan di surat atau paket dalam jangka waktu yang lama. CDC juga menjelaskan jika risiko penyebaran rendah dari kemasan yang dikirim selama beberapa hari atau minggu pada suhu kamar. Asalkan kamu membersihkan segala barang, termasuk paket yang baru diterima sebelum masuk rumah, harusnya sih aman ya, Ladies.
Pakai Masker Akan 100% Bebas dari Virus Corona
Memang sejak kemunculan virus corona, pemakaian masker menjadi perdebatan tersendiri, bahkan di Indonesia. Pada awalnya, Menteri Kesehatan Indonesia, Terawan Agus Putranto menyebutkan hanya mereka yang sakit perlu mengenakan masker. Namun, belakangan direvisi semua wajib mengenakan masker.
Faktanya, penggunaan masker ini tidak menjamin orang-orang terbebas dari virus corona. Hanya masker medis N95 atau N100 saja yang memiliki tingkat penyaringan tinggi, papar Bruce Y. Lee, MD, seorang profesor di fakultas kesehatan di CUNY School of Public Health di New York. Manfaat penggunaan masker ini untuk mencegah droplet atau cairan dari mulut dan hidung masuk ke sistem pernapasan.
Virus Corona Diciptakan Manusia dan Disebarkan dengan teknologi 5G
Dengan penyebaran yang mengglobal, 3 dari 10 penduduk Amerika percaya jika Covid-19 ini diciptakan oleh para peneliti. Tidak hanya itu saja, banyak yang percaya jika virus ini disebarkan melalui teknologi 5G. Bahkan dengan kenyataan banyak negara yang belum memiliki jaringan 5G terinfeksi, orang-orang masih percaya hal tersebut.
Tapi sebuah penelitian yang diunggal di Journal Nature Medicine pada 17 Maret 2020 mengonfirmasi jika telah melakukan analisis genetik dan mengemukakan jika SARS-CoV-2 (nama resmi virus corona yang menyebabkan Covid-19) menyebutkan itu bukanlah buatan manusia dan memang berasal dari hewan.
Virus corona merupakan keluarga besar dari virus yang umum menjangkiti banyak hewan, mulai dari kelelawar, unta, sapi, dan juga kucing. Virus SARS-CoV-2 merupakan betacoronavirus seperti halnya MERS-CoV yang bertanggung jawab atas penyakit MERS atau SARS-CoV atau virus yang berada di balik SARS, dan ketiganya berasal dari kelelawar.
Jadi jika sekiranya ada informasi baru dari sosial media atau orang-orang terdekat ada baiknya melakukan check and ricek terlebih dahulu. Supaya tidak menjerumuskan diri sendiri dan orang lain. Mari jadi masyarakat yang cerdas dan kritis.
Sumber: everydayhealth, medical news today