Pelajaran Bahasa Indonesia seringkali dipandang sebelah mata, dan bahkan kalah pamor dari Bahasa Inggris. Padahal Bahasa Indonesia adalah bahasa kebanggaan rakyat Indonesia yang memiliki fungsi penting, yaitu menjadi alat komunikasi yang menjembatani antarbahasa daerah. Jika ladies berasal dari Jawa hendak dan ingin berbincang dengan teman yang berasal dari Minang, pasti akan menggunakan Bahasa Indonesia, bukan? Jadi, posisi Bahasa Indonesia sangatlah penting. Kalau boleh berbangga hati, Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki bahasa sendiri. Amerika Serikat dan Australia misalnya, tidak memiliki bahasa sendiri dan meminjam dari Bahasa Inggris, meskipun memiliki sedikit perbedaan. Jadi, berbanggalah dengan Bahasa Indonesia, ladies!
Selain pengakuan dari bangsa sendiri, ada masalah lain yang menghantui perkembangan Bahasa Indonesia, yaitu penulisan kata atau pengejaannya. Dalam artikel ini Mera Muda akan membagikan sedikit kata-kata yang sering ditulis dengan ejaan yang salah. Simak baik-baik ya barangkali ladies menganut paham “sesat”. EH.
1. Apotek atau apotik
Kata “apotik” adalah kata yang sangat sering ladies jumpai, padahal kata yang benar adalah “apotek”.
2. Silahkan atau silakan
Penulisan “silahkan” tampaknya dipengaruhi oleh orang daerah, terutama Sunda, yang gemar menambahkan “h” di akhir kata. Padahal yang benar adalah “silakan” karena berasal dari kata “sila”.
3. Antri atau antre
Ladies mungkin seringkali menemukan kata “antri” di tempat-tempat umum padahal yang benar adalah “antre”.
4. Sekedar atau sekadar
Hayoooh siapa yang masih suka menulis “sekedar”? Segera ubah ya ladies karena yang benar adalah “sekadar”, yang berasal dari kata “kadar”.
5. Di mana atau dimana?
Di mana ~ di mana ~ di mana ~ ?
Ayu Ting Ting tidak dapat menemukan alamat kekasihnya mungkin karena masih salah menuliskan kata “dimana”. Penulisan pertanyaan lokasi harus ditulis secara terpisah ya. Jadi yang benar adalah “di mana”, begitupun dengan “di rumah”, “di kantor”, “di kantin”. Pokoknya kalau menunjukkan lokasi, “di”, serta “ke”, harus dipisah. Penggunaan “di” yang disatukan adalah penggunaan sebagai imbuhan, seperti “dilihat”, “diraba”, “diterawang”.
6. Aktifitas atau aktivitas
Bahasa Indonesia memang penuh dengan jebakan! Ladies pasti mengenal “aktif”, dan memang penulisan yang benar adalah “aktif”. Namun ketika mendapatkan akhiran, “aktif” bukan menjadi “aktifitas” melainkan “aktivitas”. Mengapa? Sebab “aktif” merupakan kata serapan dari bahasa asing. Dalam bahasa Indonesia, kata asing diserap baik dalam bentuk kata dasar maupun kata berimbuhan. Sesuai kaidah, imbuhan asing yang berakhiran “-ity” akan diserap bersama kata dasarnya. Maka dari itu, kata asing “active” tetap diserap menjadi “aktif”, sementara “activity” diserap menjadi “aktivitas”.
7. Praktek atau praktik
“Dokter Wawan praktek di daerah Kelapa Gading.”
Terkesan tidak ada yang salah dalam kalimat tersebut, tetapi jika ladies sudah mengetahui ilmu bahasa secara lebih mendalam, ladies pasti akan menyadarinya! “Praktek” ternyata masuk ke nominasi penulisan kata yang salah, yang tepat adalah “praktik”. Kata “praktik” adalah serapan dari bahasa Inggris, “practice”. Setiap kata serapan berakhiran “-ic” maka akan berubah menjadi akhiran “-ik” dalam bahasa Indonesia.
8. Analisa atau analisis
Ladies yang gemar membaca komik detektif pasti sangat menantikan hasil penjabaran tokoh detektif dalam menyingkap kasus pembunuhan. Sang detektif kerap menyampaikan “analisa” kasusnya di akhir cerita. Ups! Meskipun komik detektif kerap menggunakan kata “analisa”, tetapi kata yang tepat ternyata adalah “analisis”. Kata “analisis” pun merupakan kata serapan dari bahasa Inggris. yaitu “analysis”. Dalam penyerapan ke dalam bahasa Indonesia, akhiran “-ysis” berubah menjadi “-isis”.
9. Nasihat atau nasehat
Jika kata-kata sebelumnya adalah serapan dari bahasa Inggris, kata di nomor 9 ini adalah serapan dari bahasa Arab. Kata ini berasal dari kata kerja “nashaha” yang berarti “khalasha”, yaitu murni serta bersih dari segala kotoran. Penyerapan bahasa Arab ke bahasa Indonesia yang berkaitan dengan perubahan bunyi huruf harus disesuaikan dengan ciri khas Indonesia melafalkannya. Maka dari itu, penulisan huruf vokal yang tepat menggunakan i bukan e, jadi yang benar adalah “nasihat”, bukan “nasehat”.
10. Resiko atau risiko
Apakah ladies masih menggunakan kata “resiko”? Mulai sekarang ganti menjadi “risiko” ya. “Risiko” diserap dari bahasa Inggris, yaitu “risk” sehingga yang tepat adalah “risiko”.
11. Merubah atau mengubah
Mungkin “merubah” adalah kata yang paling sering ditulis secara salah. Asal-mula kesalahan pengejaan kemungkinan berasal dari kata “berubah”. Meskipun ada kata “berubah”, bukan berarti kata imbuhan lainnya menjadi “merubah” dan “dirubah”, yang benar adalah “mengubah” dan “diubah”. “Mengubah”, “diubah”, dan “berubah” berasal dari kata “ubah”, bukan “rubah”. Apabila “ubah” mendapat imbuhan “me-“ maka akan menjadi “mengubah”, seperti halnya “mengulang” atau “menguji”. Sementara saat mendapatkan imbuhan “di-“, maka akan menjadi “diubah”, seperti halnya “diulang”, dan “diuji”.
Yuk tunjukkan kepedulian kita terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Sumber: CNNIndonesia.com