Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyakit utama di dunia dengan angka mortalitas tinggi. Penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah ini membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Untuk prosedur tingkat lanjut juga dibutuhkan dukungan teknologi dan inovasi dalam layanan kardiovaskular di Indonesia. Misalnya dalam prosedur katerisasi jantung dan pemasangan ring.
Dalam konferensi pers di pada Jumat (25/11) di Shangri-La, Jakarta, Dr. dr. Doni Firman, SpJP(K), FIHA, Ketua Indonesian Society of Interventional Cardiology (ISIC) memberi penjelasan mengenai perkembangan intervensi kardiologi Indonesia.
“Bidang kardiologi intervensi adalah sisi ilmu kardiologi yang tak bernah berhenti. Dengan perkembangan ilmu serta teknologi, ditemukan inovasi selain pembedahan jantung yaitu Intervensi Kardiologi. Sejarah ini dimulai oleh Andreas Gruentzig pada tahun 1977 di Zurich, Swiss dan di Indonesia sendiri sejak tahun 1980 an oleh Dr. Otte J. Rachman dan Dr. Iwan Boestan. Sejak saat tersebut intervensi kardiologi Indonesia berkembang pesat, bukan saja pemasangan ring pada penyempitan pembuluh darah namun juga berbagai prosedur intervensi non bedah pada kasus-kasus penyakit jantung katup (valvuloplasti perkutan). Saat ini prosedur intervensi dalam bidang kardiovaskular merupakan prosedur terapi yang rutin dilakukan di Indonesia. Perkembangan teknologi turut mendukung pesatnya dinamika intervensi kardiologi. Pengukuran flow dan ultrasonografi intravaskular, berbagai macam ring dan balon pembuluh darah serta alat-alat pendukungnya, termasuk penutup defek penyakit jantung bawaan serta masih banyak lagi modalitas lainnya.”
Sementara dr. Ismir Fahri, SpJP(K), FIHA, selaku Ketua Panitia ISICAM 2022 mengatakan bahwa event ini adalah event terbesar intervensi kardiologi di Indonesia.
Ada sebanyak 177 pembicara dan moderator, sebagian besar merupakan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, 34 pembicara internasional, dan dihadiri oleh lebih dari 1.300 peserta. Para peserta telah adalah mereka yang berminat mempelajari bidang intervensi kardiologi dan telah terdaftar sejak 7 hari sebelumnya. “Topik yang dibahas adalah kateterisasi jantung, pemasangan ring dengan berbagai alat mutakhir, pemasangan ring di pembuluh darah kaki dan pembuluh darah besar aorta, penanganan penyakit katup jantung hingga penutupan lubang jantung pada kelainan jantung bawaan. Terdapat 11 workshop untuk dokter, 1 workshop untuk perawat. Lalu 21 sesi simposium dengan joint symposium internasional (Jepang dan Singapura) dengan diskusi kasus yang dikerjakan secara live di New Zealand dan India.”
Event ini turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang juga membawakan keynote speech, Dr. dr. Iwan Dakota, SpJP(K), MARS Direktur utama RS pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai pusat rujukan nasional pelayanan kardiovaskular Indonesia serta Dewan Penasehat PIKI Dr. dr. Muhammad Munawar, SpJP(K) FIHA, Prof. Teguh Santoso, SpJP(K) FIHA, dr. Nur Haryono, SpJP(K) FIHA, dan dr. Sunarya Soerianata, SpJP(K) FIHA.
Sebagai penutup, dr. Ismir berharap perhelatan ini dapat menjadi ajang meningkatkan ilmu, bertukar pengalaman, dan memperluas jaringan kolaborasi di dunia intervensi kardiologi. Tentunya hal tersebut dapat mningkatkan pelayanan dan penaganan pasien-pasien kardiovaskular di Indonesia.