Di era alis tebal saat ini, para pemilik alis tipis-tipis biasanya cukup minder dengan keadaannya. Sebetulnya, teknologi modern sudah menawarkan solusi bagi permasalahan tersebut, yaitu microblading. Namun, bagi pemilik kulit sensitif, metode tersebut cukup berisiko tinggi. Untungnya, teknologi sudah semakin maju dan siap menawarkan solusi alis paripurna lain yang lebih lembut dan ramah kulit, yaitu microshading.
Teknik microblading
Secara tradisional, microblading adalah proses penatoan garis tipis di seluruh bagian alis sehingga terlihat seperti helaian rambut alis alami. Teknik microblading dapat digunakan untuk mengisi alis yang tipis dan memberikan kesan alis yang tebal dan alami. Namun, cukup banyak perempuan yang mengalami kisah horor setelah melakukan microblading, jadi mungkin Ladies akan sedikit takut. Nah, di sinilah microshading muncul sebagai pahlawan hihihi.
Menurut New Beauty, microshading sebetulnya memiliki prinsip yang sama, yaitu penatoan pigmen permanen pada area alis, tetapi dengan menerapkan teknik yang berbeda.
Menurut beauty expert Eye Design New York, Nadia Afanaseva, microshading seringkali disebut sebagai shadow effect. Microshading membuat alis memiliki tampilan gradien berupa titik-titik kecil. Hmmm, terdengar aneh ya?
Memang sih terdengar aneh, apalagi hasil awal pengerjaannya terlihat seperti alis blok lebay yang memang nggak banget itu. Namun dalam waktu satu minggu, warna tebal tersebut akan memudar dan terlihat lebih lembut tetapi tetap penuh.
Jadi, apa nih keunggulan microshading dibandingkan dengan microblading? Para ahli berpendapat, microshading lebih direkomendasikan kepada Ladies yang memiliki kulit berminyak atau sensitif sebab tekniknya lebih ramah dalam menghadapi dua jenis kulit tersebut. Seperti halnya microblading, microshading akan bertahan selama satu hingga tiga tahun.
Hmmm, tertarik mencoba microshading, Ladies?
Sumber: Allure, Foto cover: Allure