Ladies yang menggemari makanan pedas pasti sedang dibuat pusing dan kesal belakangan ini karena harga cabai rawit yang melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi alias jadi mihil bingit. Tidak main-main, harga cabai ini sempat mencapai Rp200 ribu! Waduh, lebih mahal dari daging yang biasanya berada di kisaran Rp120-150 ribu (kecuali menjelang Lebaran ya). Jadi kalau sambal di kang bakso atau kang mie ayam favorit ladies tiba-tiba jadi lebih encer dan berkurang kepedasannya atau kang gorengan jadi pelit memberi cabai rawit ya ini dia sebabnya.
Namun dalam artikel kali ini, Mera Muda tidak akan membahas mengenai kenaikan harga cabai rawit atau mengajak ladies untuk turun ke jalan untuk demonstrasi penurunan harga cabai rawit ini. Justru Mera Muda hendak me-refresh pikiran mumet ladies sekalian dengan menghadirkan informasi mengenai sambal-sambal dari belahan dunia lain. Yuk!
1. Sriracha
Mari kita mulai dari negara tetangga kita, yaitu Thailand. Sriracha adalah sambal fermentasi berbahan cabai, bawang putih, cuka, garam, dan gula. Tekstur sriracha ini hampir seperti saus kental, dan memiliki cita rasa pedas dan asam dengan aroma bawang putih yang kuat. Jadi kalau ladies memakan sambal ini, pastikan untuk tidak menghembuskan aroma mulut karena dijamin deh hmmm … vampire pun pasti jauh-jauh. Bahkan sambal ini cukup populer di Amerika Serikat sana karena ternyata banyak yang suka.
2. Gochujang
Sepertinya sambal ini cukup populer di kalangan pencinta drama Korea Selatan. Gochujang terbuat dari cabai merah, tepung beras ketan serta fermentasi kedelai. Sambal ini memiliki warna merah yang cerah, dan rasa perpaduan manis, pedas, dan menyengat karena fermentasi. Gochujang biasanya menjadi dasar rasa dari makanan Korea seperti tumisan atau sup, dan saus pelengkap.
3. Chili Oil
Saus cabai ini sedikit beda dari yang lain karena melibatkan banyak minyak di dalamnya. Sesuai namanya, chili oil merupakan sambal berbahan dasar minyak, dan cabai, bisa berupa cabai kering atau cabai segar. Ada dua versi dari sambal yang populer di Jepang dan Tiongkok ini. Untuk versi Tiongkok, chili oil menggunakan lada Sichuan atau andaliman sebagai campuran. Sementara untuk versi TIongkok, chili oil dicampur dengan bawang putih dan jahe.
4. Tabasco
Tobasco sebetulnya adalah merk dagang dari saus yang terbuat dari campuran cuka, cabai jenis Capsicum frutescens var. tabasco dan garam. Namun akhirnya merk ini dianggap sebagai nama sambal. Tabasco adalah saus pedas asal Los Angeles, Amerika. Rasa unik dari Tabasco dihasilkan dari fermentasi cabai selama tiga tahun.
5. Piri-piri
Piri-piri atau Peri-peri seringkali dianggap sebagai saus khas Portugis. Namun ternyata saus ini sesungguhnya berasal dari Afrika Selatan, yang kemudian diadopsi oleh Portugis. Saus ini terbuat dari cabai piri-piri, yaitu cabai rawit Afrika, yang dipadukan dengan kulit jeruk, paprika, daun bay, taragon, oregano, dan jus lemon.
6. Salsa
Salsa sesungguhnya adalah bahasa Spanyol untuk saus. Negara-negara luar Meksiko-lah, biasanya negara berbahasa Inggris, yang menyebut salsa sebagai saus pedas asal Meksiko. Rasa saus salsa beragam ya ladies, dari mulai asam pedas, hingga sangat pedas. Tekstur salsa pun macam-macam, bisa digiling hingga lembut dan seperti saus, atau bisa juga hanya dipotong-potong dan dicampur dengan bahan lain seperti tomat hijau, ataupun bawang bombay.
Duh, jadi pengen yang pedes-pedes juga nih… Hehehe.
Sumber: Kompas Travel