OUR NETWORK

Tips Menerima dan Meningkatkan Kualitas Diri Melalui Kritik

Kritik memang seringkali terdengar menyakitkan, namun, tak bisa dipungkiri hal ini dapat meningkatkan kualitas diri seseorang. Sayangnya, masih banyak orang yang menerima kritik sebagai sesuatu yang negatif. Kritik dianggap sebagai serangan pihak tertentu secara personal pada diri. Kekurangan diri atau kinerja buruk yang disebutkan orang lain, tampak sebagai bentuk insult, bahkan tak jarang disalahpahami sebagai tindakan bullying. Padahal, perlu diketahui bahwa kritik konstruktif dan bullying merupakan tindakan yang berbeda, ya Ladies.

Kritik konstruktif dirancang untuk membantu meningkatkan kualitas diri seseorang. Sementara, bullying ditujukan untuk mendiskreditkan, merendahkan, mempermalukan, bahkan merusak reputasi seseorang. Ada tiga tanda yang dapat membantumu membedakan kedua hal ini. Pertama, ketidakseimbangan kekuasaan antara dua orang terkait. Ada kemungkinan salah satu pihak yang memiliki kuasa lebih tinggi menggunakan kemampuannya untuk melecehkan atau menyalahgunakan bawahannya, tapi tidak selalu, ya. Kamu perlu menganalisis terkait apa yang disampaikannya juga. Apakah ia menyerang secara pribadi kepadamu, merendahkan atau mendiskreditkanmu? Jika ya, berarti ini tindakan bullying. Tanda kedua ialah repetisi. Bila kamu diserang berkali-kali, besar kemungkinan ini tindakan bullying.

Tanda ketiga berkaitan dengan penyampaian. Kritik konstruktif hanya akan membahas tindakan tertentu yang kamu lakukan. Tidak ada hubungannya dengan penilaian personal dirimu secara keseluruhan. Perhatikan pula bahasa yang digunakan, kata “selalu” atau “tidak pernah” tidak termasuk dalam kritik konstruktif. Bila kamu berada dalam dialog terbuka, yang memungkinkanmu memberi feedback tanpa merasa diremehkan maupun terancam, maka ini adalah kritik konstruktif. Setelah mengetahui perbedaannya, kamu masih ragu menerima kritik tersebut? Jika ya, ikuti langkah yang dilansir dari Thrivework berikut ini, yuk, untuk mulai menerima dan menjadikan kritik sebagai alat peningkatkan kualitas diri.

Tips Menerima dan Meningkatkan Kualitas Diri Melalui Kritik
Foto ilustrasi: wsj.com

1. Beri jeda reaksi diri terhadap kritik

Ketika menerima kritik, secara otomatis kamu pasti ingin melancarkan pertahananmu, bukan? Untuk menunjukkan bahwa kamu tidak melakukan kesalahan. Tetapi, alih-alih meluncurkan bantahan, berilah jeda waktu diri untuk berpikir. Tindakan ini dapat mencegah mulutmu mengeluarkan kata-kata pertahanan yang tidak diperlukan, bahkan menyakitkan pihak lain. Jeda ini juga memungkinkanmu menganalisis kata-kata yang ditujukan padamu serta respon yang tepat untuk dikeluarkan.

2. Pikirkan alasan kritik itu muncul

Kritik konstruktif bertujuan untuk meningkatkan kualitas dirimu. Orang yang meluncurkannya tidak ingin membuatmu merasa buruk, justru ingin membuatmu maju dengan apa yang disampaikannya. Daripada fokus pada rasa sakit hati atau tersinggung, lebih baik ingat tujuan baik orang terkait. Langkah yang satu ini akan berperan besar pada respon yang akan kamu keluarkan selanjutnya.

Baca juga: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukan Positive Self-Talk

3. Dengar dan pahami

Setelah terhindar dari ledakan pertahanan diri dan mengingat tujuan dari kritik konstruktif, saatnya untuk mendengarkan dan memahami masukan orang terkait. Dengarkan masukannya atas hal tertentu. Ulangi maksud dari ucapan tersebut untuk memastikan kamu menerima dan memahami pesan yang disampaikannya. Hal ini penting dilakukan menunjukkan kepada orang terkait bahwa pesan dalam komunikasi antara kalian berdua telah kamu terima dan pahami dengan baik.

Tips Menerima dan Meningkatkan Kualitas Diri Melalui Kritik
Foto ilustrasi: cumanagement.com

4. Ajukan pertanyaan seputar masalah

Jika kamu tidak memahami sepenuhnya apa yang disampaikan orang terkait, jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut apa maksudnya. Orang yang memberi kritik konstruktif akan dengan senang hati menjawab pertanyaan apapun yang kamu ajukan seputar hal tersebut. Pasalnya, pertanyaan yang kamu ajukan ini memperlihatkan ketertarikan dan penerimaanmu atas kritik yang disampaikannya dan akan memperbaiki hal tersebut demi menjadi diri yang lebih baik.

5. Menunjukkan apresiasi atas kritik yang disampaikannya

Langkah selanjutnya ialah menunjukkan apresiasi atas kritik yang disampaikan. Mengapa ini penting? Karena hal ini memperlihatkan betapa kamu menghargai perhatian dan waktu yang telah diberikan orang terkait dan bersedia membantumu menjadi diri yang lebih baik. Jika dirasa perlu, kamu juga dapat meminta pendapatnya lagi atas masalah yang serupa atau lainnya. Tindakan ini juga termasuk dalam apresiasi. Pasalnya, melalui tindakan ini kamu menunjukkan bahwa kredibilitas dirinya tinggi di matamu.

Pada praktiknya, langsung berpikiran positif saat menerima kritik memang bukan hal yang mudah dan menyenangkan. Tapi, bukan berarti hal ini tidak mungkin dilakukan. Lima langkah ini diharapkan dapat membantumu untuk menerima bahkan menjadikan kritik sebagai alat untuk meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik. Selamat mencoba, Ladies.

 

Sumber: Hello Giggles, Thrivework

Must Read

Related Articles