OUR NETWORK

Studi Baru Temukan Kaitan Hiperaktif Anak dengan Pola Asuh yang Kasar

Ladies, anak hiperaktif ternyata bukan karena dia memiliki terlalu banyak energi. Tapi bisa jadi disebabkan oleh pola asuh yang kasar lho! Hal ini didasarkan pada studi baru yang dipublikasikan dalam Child Development. Dari studi tersebut diketahui, pola asuh tertentu dapat mempengaruhi perilaku anak dan kondisi sosioemosionalnya di masa depan.

Perilaku sosioemosional tertentu pada masa kecil dapat memicu munculnya kondisi-kondisi buruk pada anak, seperti kesehatan mental hingga perilaku nakal. Untuk mencegahnya, penting untuk memahami apa saja faktor risiko pengembangan sosioemosional sejak dini.

Salah satu pemicu yang berpengaruh besar pada perilaku anak ialah pola asuh yang kasar atau bidirectional relationship.

Studi Baru Temukan Kaitan Hiperaktif Anak dengan Pola Asuh yang Kasar
Sumber: verywellmind.com

Faktor yang satu ini biasanya ditunjukkan melalui teriakan dan tamparan yang dilakukan terhadap anak. Berdasarkan data yang dikumpulkan selama 9 bulan dari anak-anak berumur 0-17, Peneliti Utama, Lydia Gabriela Speyer, menemukan bahwa cara pengasuhan yang kasar sangat memengaruhi hiperaktif anak pada umur 5 dan masalah emosi pada umur 7.

Akan tetapi, studi ini diakui para pakar masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Pasalnya, data yang diperoleh studi ini terbatas pada laporan para ibu saat itu. Selain itu, ukuran yang digunakan untuk menilai aturan pengasuhan, tidak memiliki dasar yang kuat, yang dapat membelokkan data.

Baca juga: Kenali Tanda-Tanda Diri Alami “Burnout” dan Cara Memulihkannya

“Temuan tidak hanya menyoroti praktik pengasuhan yang kasar, seperti menampar, atau berteriak yang dapat memberi efek buruk pada kesehatan mental anak, tapi juga sebaliknya, di mana, anak juga menunjukkan perilaku buruk yang dapat memberikan tekanan tambahan pada pola asuh ibu”, jelas Speyer.

Jadi, penting untuk melakukan intervensi yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya masalah sosioemosional, dan masalah emosional serta perilaku yang muncul bersamaan. Hal ini dilakukan untuk fokus pada sistem dalam keluarga dan khususnya pada pola asuh anak.

“Lebih jauh lagi, mengingat bahwa pola asuh yang kasar masih banyak digunakan, penting untuk membuat kampanye publik yang dapat menginformasikan para orang tua tentang potensi efek buruk pada pengembangan sosioemosional anak ketika mendapat pola asuh yang kasar. Lengkapi juga mereka dengan alternatif, dan metode pola asuh yang adaptif,” jelasnya.

 

Sumber: Psy Post

Must Read

Related Articles