Saat mendengar kata ‘selingkuh’, mungkin dalam benak ladies akan segera terbayangkan bahwa pria lah yang berselingkuh dari pasangannya. Pria seringkali dianggap memiliki loyalitas yang rendah sebab dicap mudah tergoda oleh fisik perempuan. Namun tidak selamanya perselingkuhan dilakukan oleh laki-laki. Wanita pun ternyata sangat mungkin mengkhianati pasangannya. Jadi sebetulnya perselingkuhan dapat terjadi terlepas dari jenis kelamin sang pelaku, meskipun memang alasannya terkadang berbeda. Untuk mengetahui beberapa penyebab perselingkuhan, yuk simak daftarnya di bawah ini.
1. Komunikasi Terganggu
Bisa dikatakan, alasan ini lah yang merupakan penyebab utama terjadinya perselingkuhan. Komunikasi yang buruk akan membuat ladies dan pasangan tidak mampu mengungkapkan apa yang diinginkan dalam hubungan. Komunikasi bukan hanya melalui telepon ataupun chat saja ya, tetapi juga pertemuan. Apabila jarang bertemu dan berbincang langsung, tentu saja ikatan batinnya akan lemah. Komunikasi yang baik, tepat, dan terbuka adalah kunci keberhasilannya sebuah hubungan. Efek lanjut dari komunikasi yang terganggu adalah munculnya celah ‘pihak lain’ untuk memberikan perhatian kepada pasangan.
2. Mendapatkan Perhatian yang Diinginkan
Lanjutan dari poin pertama, berbagai penelitian membuktikan bahwa salah satu penyebab perselingkuhan yang paling sering dikemukakan adalah “Aku tidak mendapatkan perhatian yang kuharapkan dari pasanganku, tetapi kudapatkan dari orang lain.” Terdengar seperti alasan yang masuk akal, tetapi justru alasan ini membuktikan bahwa tidak adanya pengertian antara satu sama lain. Dalam sebuah hubungan, diharapkan adanya pengertian dan perhatian yang nantinya menjadi senjata untuk semangat dalam menjalani hidup. Saat sebuah hubungan sudah tidak dapat menyediakan perhatian dan pengertian, dan pihak lain justru menawarkan, maka selingkuh akan terlihat sebagai jalan terang.
3. Tidak Menghargai Pasangan
Ucapan kasar dan ‘tidak berperasaan’ yang dilontarkan pasangan akan sangat menyakiti dan merendahkan kepercayaan diri pasangan. Serta, tentu saja mengikis kenyamanan saat sedang bersama. Siapa yang ingin menjalani hubungan dengan orang yang selalu memandang rendah kita? Tidak ada. Berhati-hatilah agar tidak mengucapkan kata-kata berduri dan tajam saat bercanda, dan saat marah.
4. Ingin Berpisah
Yup. Ada beberapa orang yang menjadikan selingkuh sebagai ‘penyelesaian’ atas hubungan yang sudah tak ingin lagi dijalaninya. Entah merasa tidak memiliki alasan lain, atau memang tidak memiliki keinginan untuk menyelesaikan dengan lebih ‘santai’. Perselingkuhan biasanya membuat hubungan berakhir tanpa ada tawar-menawar sehingga pasti lebih lekas selesai.
5. Bosan
Kebosanan dalam hubungan adalah hal yang wajar, tetapi terkadang sulit diselesaikan. Kebosanan akan berubah menjadi kemalasan untuk memperbaiki, atau menyelesaikan. Baik pasangan dan hubungan sudah tidak terlihat menarik untuk dijalani. Akhirnya, selingkuh menjadi pilihan. Baik untuk pelarian karena bosan, atau pada kasus tertentu, perselingkuhan dijadikan cara untuk memanaskan hubungan yang sudah hambar.
6. Membuktikan Masih ‘Laku’
Ini adalah alasan paling apa-banget-deh, tetapi seringkali terjadi, apalagi di zaman millennial yang sangat global ini. Media sosial dan messenger telah memberikan jalan mulus dan luas untuk memulai perselingkuhan. Rasa penasaran untuk mendapatkan perhatian atau membuktikan kemampuan untuk menarik perhatian lawan jenis adalah dua pancingan menuju jalan perselingkuhan.
7. Tidak Ada Masa Depan
Seperti kata Armada, “Mau dibawa ke mana hubungan kita?” Setiap hubungan pasti memiliki tujuan, entah itu ke pelaminan, atau justru saling merelakan. Hubungan tanpa masa depan biasanya akan berakhir ke pilihan terakhir yang menyedihkan. Seperti apakah hubungan tanpa masa depan? Yaitu saat visi dan misi pasangan tidak lagi sejalan, atau saat banyak pihak menentang. Misalnya, saat ladies ingin mengejar karir atau pendidikan, tetapi pasangan sudah ingin menkah, atau sebaliknya. Atau saat hubungan tidak direstui orang tua.
Apapun alasannya, berselingkuh adalah tindakan yang salah. Bukan saja menyakiti pasangan, tetapi juga akan mencelakakan sang pelaku. Selain nama baik yang tercoreng, juga membuat orang lain akan menganggapmu ‘rendah’ karena bersikap tidak setia dan mudah berpaling.
Sumber: Vemale, Psychology Today