Kucing pasir atau the sand cat (Felis margarita) adalah salah satu jenis yang paling sulit ditemukan di alam liar. Namun Grégory Breton, yang pernah mengurus populasi kucing pasir tawanan, bertekad untuk menemukan kucing pasir liar tersebut di habitat aslinya di alam liar. Meskipun tentu saja ada bayarannya: badai pasir ganas di gurun Afrika.
Breton yang merupakan direktur pelaksana di Panthera, organisasi konservasi kucing besar liar internasional, mulai mencari kucing hutan liar tersebut pada tahun 2013 di gurun di Afrika Utara. Akan tetapi, kucing pasir tersebut benar-benar pandai menyembunyikan dirinya. Bulu-bulu kucing tersebut, seperti yang diduga, memiliki warna seperti pasir sehingga sangat sulit diidentifikasi. Selain itu, kucing pasir pun ahli dalam memburu tikus kecil sehingga hampir-hampir tidak pernah mengeluarkan suara. FYI, bila Ladies menemukan foto kucing pasir beserta anak-anak imutnya di Mbah Google, foto-foto tersebut diambil dari konservasi ataupun kebun binatang, bukan di alam liar. ?
Setelah pencarian selama empat tahun, dan di titik akhir di mana Breton dan timnya hampir menyerah, ia menemukan apa yang dicarinya. Menurutnya, saat itu bulan April, ketika ia berada di gurun dekat Maroko. Pada pukul dua pagi tersebut, Breton sedang duduk di atap SUV-nya, menyorot lampu ke tengah kegelepan, dan akhirnya menemukan sesuatu.
Ada tiga pasang mata yang berkilauan di dalam kegelapan!
Breton dan timnya pun bersikap sangat hati-hati agar tidak menakuti para anak kucing tersebut.
Breton semakin semangat saat tidak jauh dari lokasi tersebut, ia melihat ia melihat kucing dewasa dengan kalung radio yang ia yakini sebagai ibu dari para anak kucing. Apabila Breton berhasil mengambil rekaman dari sang induk kucing, dan mengikuti kucing tersebut untuk waktu yang lama, ia bisa saja mengumpulkan data. Data ini diperlukan untuk mempelajri siklus reproduksi alami dan penyebaran keturunan spesies kucing pasir tersebut di alam liar. Tentu saja hal tersebut merupakan temuan besar yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya.
Saat ini, diyakini bahwa populasi kucing pasir tersebar luas, meskipun teori tersebut belum dapat dipastikan karena memang cukup sulit untuk meneliti mereka.
Oleh sebab itulah, kucing pasir relatif aman dari tangan-tangan jahil serta aktivitas manusia. Namun, temuan Breton mungkin akan memproduksi cerita yang berbeda. Menurutnya, kucing pasir ternyata melakukan lebih banyak perjalanan dari yang manusia kira. Akan tetapi alasan dan kepastian dari perjalanan tersebut belum jelas. Apalagi ada kemungkinan bila populasi menurun seiring berjalannya waktu, kucing pasir mungkin tidak akan terlalu sering bepergian.
Terakhir, Breton mengungkapkan bahwa penelitian kucing pasir miliknya adalah penelitian yang paling luas yang pernah dilakukan dan pasti akan membantu kucing pasir tersebut tetap terjaga populasinya.
Sumber: The Dodo, Bored Panda, Foto dan foto cover: Bored Panda