Selasa (28/07/2020), organisasi non-profit pengasuhan alternatif bagi anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orang tua bernama SOS Children’s Villages menggelar forum secara online dengan beberapa negara di Asia Tenggara seperti halnya Vietnam, Laos, Kamboja, dan Thailand, Filipina, dan Indonesia.
Bertajuk “Covid-19 Response towards the Alternative Care of Children in Southeast Asia” atau “Respon Covid-19 Terhadap Anak-anak dalam Pengasuhan Alternatif di Asia Tenggara,” webinar ini sukses digelar. Forum daring ini dilakukan menggunakan media aplikasi Zoom dan telah dilaksanakan pada dilaksanakan pada pukul 02.00-03.00 PM waktu Bangkok/Jakarta atau 03.00-04.00 PM waktu Filipina.
Tujuan dari forum virtual ini adalah membahas berbagai tantangan yang dihadapi anak-anak. Apalagi banyak yang telah terancam kehilangan pengasuhan orang tua merupakan dampak dari pandemi corona. Fokus dari webinar ini ada beberapa hal, yaitu:
- Anak-anak yang berada dalam pengasuhan alternatif,
- Remaja yang sudah siap hidup mandiri dan para pengasuh,
- Praktik dan pembelajaran yang baik dalam menanggapi dan mengelola krisis Covid-19
- Bagaimana melanjutkan pengasuhan alternatif dengan gaya hidup “new normal”.
Selain membahas masalah anak-anak dalam pengasuhan alternatif, forum online tersebut juga bertujuan untuk mempertemukan badan-badan antar pemerintahan. Dalam forum ini adalah ASEAN Commision on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC), lembaga pemerintahan atau pembuat kebijakan seperti Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) – Penyandang Cacat dan Urusan Sosial (MOLISA) oleh Vietnam, pemangku kepentingan masyarakat sipil seperti Koalisi Hak Anak (Child Rights Coalition atau CRC) dan Association of Child Caring Agencies (ACCAP) oleh Filipina, partner-partner dan advokat seperti Step Ahead Foundation, pemangku kepentingan, dan donor dari sektor swasta, media, dan publik.
Dua Narasumber Utama Mewakili Indonesia
Ada beberapa narasumber yang dihadirkan, dua di antaranya dari Indonesia. Pertama adalah Ibu Kanya Eka Santi yang merupakan Direktur Rehabilitasi Sosial Anak dari Kementerian Sosial Republik Indonesia. Kedua ada Ibu Yuyum Fhani Paryani selaku perwakilan Indonesia dari ACWC untuk Hak Anak. Keduanya menyoroti kondisi anak-anak Indonesia, terutama yang sangat berisiko terhadap dampak virus corona.
Salah satu yang cukup disoroti adalah tentang penggunaan internet yang bisa berdampak ke cyber violence kepada anak-anak. Maka dari itulah, peran orang tua di sini sangat penting dalam mengawasi anak-anak saat melakukan pembelajaran daring dari rumah.
Dalam webinar bersama SOS Children’s Villages ini anak-anak dan remaja siap mandiri yang berada di pengasuhan alternatif, serta para pekerja sosial dalam pengasuhan ini akan membagikan pengalamannya berjuang di tengah pandemi. Tidak bisa dipungkiri, anak-anak juga menghadapi tekanan yang besar dalam berbagai perubahan yang terjadi. Mulai dari kurangnya akses pendidikan, layanan pemerintah, dan minimnya partisipasi dalam aktivitas yang terkait dengan kehidupan mereka.
Sementara tidak sedikit pra remaja yang ikut terdampak corona, seperti kehilangan pekerjaan dan juga tempat tinggal.
Tentunya hal tersebut menjadi tantangan tersendiri yang perlu dihadapi. Selain itu, para perwakilan dari badan pemerintahan dan kelompok masyarakat sipil akan memaparkan contoh-contoh tanggapan pengelolaan krisis saat pandemi corona di negara masing-masing. Ini juga bisa menjadi pembelajaran serupa terjadi di Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri, pandemi corona telah memberikan dampak yang besar ke berbagai sektor, termasuk juga dengan kehidupan anak-anak dan remaja siap kerja yang berada di naungan pengasuhan alternatif. Pandemi corona meningkatkan berbagai risiko dan kerentanan yang lebih parah. Menurut perkiraan dari World Bank, virus yang bermula di Wuhan, China ini membuat 60 juta orang di 100 negara dunia akan mengalami kemiskinan yang ekstrem.
Untuk mengatasi hal tersebut, setiap negara memiliki cara masing-masing. Ada beberapa negara di Asia yang memiliki kesiapan lebih baik dari lainnya, dan mampu meminimalisir dampak corona. Namun, ada pula negara yang kewalahan. Meski begitu, hak anak-anak yang telah atau terancam pengasuhan orang tua perlu untuk diperhitungan, supaya tidak ada siapapun yang merasa ditinggalkan meski dalam masa sulit seperti sekarang.