today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Butik Guerlain di Paris Jadi Panggung Bagi Aktivis Seni Perempuan

Guerlain, toko parfum tertua di Prancis, tidak hanya membanjiri setiap ruangannya dengan aroma yang memanjakan hidung kita, tapi juga menghadirkan beragam karya seni kontemporer yang menyegarkan mata dan pikiran. Usut punya usut, ternyata hubungan Guerlain dengan seni telah berlangsung sangat lama.

Ketika Pierre-Francois-Pascal Guerlain mendirikan toko ini pada tahun 1828, ia melihat seni sebagai kunci yang membedakan Guerlain dengan brand lainnya. Baik dalam landskap skincare, kecantikan dan make-up, hingga meminta para seniman pematung, serta pelukis untuk membubuhkan karyanya di toko tersebut.

Hubungan dekat Guerlain dengan seni terus dijaga hingga beberapa dekade kemudian.

Terlihat dari keputusan Pembuat Parfum generasi ketiga Guerlain, Jacques Guerlain, yang menjaga warisan tersebut dengan memamerkan koleksi lukisan Impresionis Prancisnya, termasuk Manet dan Monet di butik andalan rumah tersebut di Avenue des Champs – Élysées.

Butik Guerlain di Paris Jadi Panggung Bagi Aktivis Seni Perempuan
Sumber: Forbes.com

Tak sekedar kepentingan marketing, Direktur Seni, Budaya, dan Warisan di Guerlain, Ann-Caroline Prazan, menyatakan, ‘kisah cinta’ Guerlain dan seni memiliki makna yang dalam. Baginya, keduanya saling bekerjasama menciptakan karya terindah dan luar biasa di rumah tersebut. “Seni ada dalam DNA sejarah Guerlain,” ucapnya.

Kini, di bawah slogan “Bee Art by Guerlain” pada pameran di butik andalannya, 68 Champs-Élysées, ‘kisah cinta’ ini tampak berlanjut. Prazan juga secara langsung menyatakan bahwa butik Guerlain akan terus melanjutkan warisan tersebut melalui acara pameran yang akan dilakukan dua kali setahun. Acara yang diperuntukkan bagi klien dan non-klien yang ingin menemukan seni.

Pada pameran ke-15 ini, Guerlain mengangkat tema aktivisme perempuan dalam group exhibition di Paris bertajuk ‘Les Militantes’.

Tema ini diangkat bertepatan dengan edisi perdana Paris+ par Art Basel. Meski memiliki usia, kebangsaan, dan tema yang berbeda,-21 seniman yang terlibat disatukan oleh unsur aktivisme, yang terkadang radikal, terkadang halus, tetapi secara konsisten menggugah pemikiran.

Karya-karya yang disajikan pun tak segan menawarkan cermin dari segudang isu yang sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat kontemporer. Mulai dari ketidakadilan rasial hingga ketidaksetaraan gender serta darurat iklim yang sangat gamblang.

Pameran ini memadukan karya para seniman besar abad ke-20 yang legendaris, seperti Niki de Saint Phalle, Louise Bourgeois, Kiki Smith, dan Etel Adnan, dengan seniman menengah terkemuka, dan seniman pendatang baru seperti Zanele Muholi, Francesca Pasquali, Thu Van Tran, Min Zhang, dan Jeanne Vicerial.

Butik Guerlain di Paris Jadi Panggung Bagi Aktivis Seni Perempuan
Sumber: Guerlain.com

Dari sejumlah karya yang ada, salah satu karya yang paling menonjol ialah La Maison Malade milik Jeanne Susplugas (1999-2022). Karya yang dipasang di lantai dasar butik ini berbentuk sebuah rumah kaca meletus dengan susunan kemasan obat-obatan yang berantakan. Lewat karya ini, Susplugas berkomentar tentang penyakit masyarakat Barat, konsumsi obat-obatan yang berlebihan, dan perjuangan kita yang tiada henti untuk meraih kesehatan.

Baca juga: Ini Dia Sosok Desainer di Balik Brand-Brand Besar Dunia

Selain itu, karya foto Eléa-Jeanne Schmitter juga menarik perhatian pengunjung. Fotonya mengeksplorasi bagaimana infrastruktur dan peralatan sehari-hari dibuat agar sesuai dengan tubuh laki-laki pada umumnya, yang di saat bersamaan seringkali membahayakan keselamatan dan kenyamanan perempuan. Fasten (2020), bagian dari serial karya 40 years 70 kg memperlihatkan pesan ini melalui gambar tubuh seorang perempuan yang diikat sabuk pengaman mobil. Lilitan sabuk yang tampak menyempitkan payudaranya. 

Tak berhenti sampai di sini, tahun depan, Guerlain pun berencana akan menggelar pameran fotografi.

Pameran ini didedikasikan untuk peringatan 170 tahun Eau de Cologne Impériale, yang dibuat pada tahun 1853 untuk Eugénie de Montijo, Permaisuri Prancis dan istri Napoleon III. Pameran ini akan menawarkan carte blanche kepada fotografer internasional untuk menginterpretasikan sebuah botol ikonik. Setiap fotografer dapat berkreasi dengan botol tersebut, baik dipecahkan, diubah, atau lainnya sesuai dengan pesan yang ingin disampaikannya. 

Hal ini memperlihatkan, tak hanya hubungan, tapi juga upaya Guerlain untuk menemukan potensi pada seniman-seniman pendatang baru. Dengan kata lain, ini juga jadi kesempatan bagi seniman baru untuk mengasah kemampuannya. Apakah kamu salah satunya, Ladies?

 

Sumber: Wallpaper

Must Read

Related Articles