Siapa yang tidak mengenal sosok Susi Pudjiastuti? Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan ini pernah menjadi sorotan beberapa media Indonesia dan Asing. Kebijakannya dalam melindungi perikanan Indonesia dinilai sangat berani.
Perempuan tersebut tidak pandang bulu, kapal asing masuk ke wilayah RI tanpa izin akan langsung dihancurkan. Hal ini sempat menimbulkan efek jera yang dibuktikan dengan peningkatan hasil tangkapan ikan para nelayan selama beberapa tahun dan menurunnya kasus pencurian ikan oleh kapal asing.
Ada sisi menarik yang bisa dibahas dari perempuan berusia 56 tahun tersebut. Sebelum menjabat menjadi pembantu presiden, beliau adalah seorang pebisnis yang cukup sukses, menariknya semua itu dibangun dari nol.
Inspirasi Dari Susi Pudjiastuti
Perempuan kelahiran Pangandaran ini lahir bukan dari keluarga kaya atau golongan pengusaha, melainkan keluarga sederhana. Ayahnya hanya beternak sapi dan kerbau yang didistribusikan ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Penghasilan mereka cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja. Hidup dalam kesusahan membuat beliau pada saat SMP sudah berjualan pakaian hingga bedcover. Melihat kondisi kedua orang tuanya yang serba kekurangan itu, membuatnya berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah lulus SMP.
Berada di lingkungan yang kaya akan hasil lautnya, perempuan kelahiran 15 Januari 1963 ini memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya dengan jual beli ikan. Waktu itu, beliau hanya punya modal Rp750 ribu saja yang dihasilkan dari menabung sejak SMP.
Keterbatasan bukan jadi masalah buat beliau, melainkan dijadikan sebagai tambahan semangat agar esok hari bisa hidup lebih baik. Semangat tersebut terbukti dengan caranya menekuni bisnis ini.
Susi Pudjiastuti membeli ikan di nelayan setempat, kemudian menjualnya ke berbagai restoran. Pada awalnya mendapat penolakan tetapi, dengan kegigihannya banyak restoran yang membeli ikan tesebut, karena kualitasnya sesuai dengan standar mereka.
Bukan hanya gigih dalam berbisnis saja. Beliau juga punya semangat pantang menyerah soal pendidikan. Di mana, membaca dijadikan sebagai pedomannya dalam menguasai semua ilmu di dunia, baik yang belum diketahui atau yang sudah diketahui untuk menyempurnakan teorinya.
Tidak heran, bila pengetahuannya sangat luas. Selain itu, caranya belajar bahasa Inggris cukup unik. Setiap hari, beliau berbicara menggunakan bahasa tersebut. Susi tidak pernah takut salah dan terus belajar dari kesalahan itu.
Jual Lobster ke Luar Negeri
Bisnis beliau berkembang ke penjualan lobster yang mampu mencapai luar negeri, kondisi tersebut bukan tidak ada hambatan. Susi Pudjiastuti harus memastikan bagaimana kesegarannya, yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara mengirimnya. Bila melalui darat terlalu lama dampak terburuknya lobster bisa busuk.
Semua itu bisa terkendali dengan baik, karena sang suami adalah seorang pilot. Kendala tersebut dapat teratasi. Hanya saja, permasalahan lain muncul kembali. Beliau mencoba mengajukan pinjaman ke bank untuk memperlebar bisnisnya.
Hanya saja Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan tersebut harus menunggu kurang lebih 5 tahun untuk mendapatkannya, bukan waktu yang singkat, bukan? Setelah uang itu cair, beliau membangun landasan penerbangan di Pangandaran dan membeli dua pesawat dari Cessna berjumlah 2 unit.
Inilah langkah yang membuatnya mampu mengembangkan bisnis lebih jauh lagi. Perkembangan itu hadir saat, Aceh mengalami bencana Tsunami. Di mana, beliau memberikan pesawatnya untuk bantuan.
Dari aksi amal inilah banyak LSM dan berbagai organisasi mulai menyewa pesawat milik beliau. Dari sini, bisnis Sushi Air akhirnya mulai dikembangkan dan sampai saat ini masih bertahan mengantarkan Anda ke berbagai tempat di Indonesia.
Pelajaran yang Dapat Dipetik
Susi Pudjiastuti mengajarkan kepada kita untuk terus berjuang. Jangan malu, karena tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Semua masih bisa terjadi asalkan, jangan pernah malas untuk selalu belajar.
Membaca adalah kunci yang tidak boleh ditinggalkan. Berani mencoba, salah adalah hal biasa. Tetap kuat dengan keyakinan, walau banyak perkataan nitizen sering menyakitkan. Setidaknya, itulah yang dilakukan oleh Susi Pudjiastuti untuk meraih kesuksesannya sampai saat ini.