Indonesia adalah surganya kuliner, dengan keberagaman dan cita rasa yang memanjakan lidah. Salah satu hidangan yang patut dicoba adalah Sate Bulayak, makanan khas dari Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Lombok.
Sate Bulayak adalah hidangan yang unik, menggabungkan rasa gurih dan pedas yang menggugah selera, dan memiliki akar sejarah yang panjang dalam budaya Lombok.
Sate merupakan makanan yang telah menjadi ikon kuliner Indonesia, telah ada dalam berbagai bentuk dan variasi di seluruh nusantara. Salah satu versi asal-usulnya mengaitkannya dengan kebab Timur Tengah.
Dalam bahasa Tamil, sate disebut sebagai “sathai,” yang berarti daging. Istilah ini merujuk pada potongan daging yang dibumbui, ditusuk di atas tusuk kayu, dan kemudian dicelupkan ke dalam saus sebelum disantap.
Budaya Tamil membawa pengolahan daging ke Indonesia selama era perdagangan, yang berlangsung hingga abad ke-19. Para pedagang Tamil menjelajahi berbagai wilayah di Indonesia, dan dengan mereka, budaya mengolah daging berkembang, menciptakan variasi sate, termasuk Sate Bulayak.
Kenikmatan Sate Bulayak yang Wajib Diketahui
Menu makanan ini begitu unik dalam berbagai cara. Selain potongan daging ayam, sapi, dan jeroan dibumbui dan ditusuk menjadi sate, keunikan utamanya terletak pada “bulayak.” Bulayak adalah lontong khas Lombok yang terbuat dari beras ketan.
Bulayak ini memiliki bentuk yang unik, lebih kecil dibanding lontong biasa dan dililit dengan daun aren atau enau. Pada saat menyantapnya, menu ini dibuka dengan cara menekan ujung kulitnya lalu diputar.
Bentuk bulayak yang mengerucut dan cara melilitnya yang unik membuatnya berbeda dari lontong tradisional.
Bumbu kacang yang disajikan dengan Sate Bulayak juga berbeda dari sate tradisional. Bumbu kacangnya terbuat dari kacang tanah yang disangrai, ditumbuk, dan direbus dengan santan serta berbagai bumbu rempah seperti ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, lada, santan kelapa, kemiri, cabai, dan air jeruk nipis.
Hasilnya adalah bumbu kacang yang lezat dan sedikit pedas, yang merupakan ciri khas masakan dari Lombok.
Untuk menikmati menu makanan ini, Anda cukup membuka daun yang melilit bulayak dan mencelupkannya ke dalam saus kacang. Gabungan antara kelezatan bulayak yang gurih dengan bumbu kacang pedas menciptakan harmoni rasa yang sempurna.
Sejarah Sate Bulayak yang Mengesankan
Di balik kelezatan menu makanan ini terbentang sejarah panjang. Hidangan ini awalnya disiapkan selama upacara adat di pura di Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Pada saat itu, Sate Bulayak disajikan bersama dengan saur (parutan kelapa), kacang kedelai, dan urap jambah, semuanya ditempatkan di wadah dulang dan ditutupi dengan tebolaq yang dihiasi kaca cermin dan kerang.
Kaca cermin dan kerang dalam hidangan ini memiliki makna filosofis. Kaca cermin mengingatkan orang untuk tidak makan berlebihan agar tidak sakit, sementara kerang mengingatkan kita akan kematian.
Filosofi ini mencerminkan hubungan antara makanan, kesehatan, dan spiritualitas. Sayangnya, dengan perkembangan zaman dan globalisasi, filosofi ini perlahan-lahan mulai pudar, dan hidangan ini tidak lagi disajikan dengan semua komponennya seperti dulu.
Namun, Sate Bulayak tetap merupakan hidangan khas yang tidak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Lombok. Anda dapat dengan mudah menemukan penjual Sate Bulayak di berbagai sudut kota Mataram atau bahkan di beberapa objek wisata populer seperti Pura Lingsar, Taman Narmada, Taman Suranadi, Makam Loang Baloq, dan Pantai Senggigi.
Jadi, ketika wisatawan berada di Lombok, pastikan untuk mencicipi menu makanan yang lezat ini. Selain menikmati cita rasa yang unik, Anda juga dapat merasakan sejarah dan budaya yang terkandung dalam hidangan ini.
Sate Bulayak adalah contoh sempurna dari kekayaan kuliner Indonesia yang tak hanya memanjakan perut. Tetapi juga mengajak Anda merenung tentang makna yang lebih dalam setiap hidangan yang disajikan.