Masyarakat Indonesia dihimbau untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker prostat dan gangguan seksual pada pria. Kanker prostat menempati urutan ke-5 (GLOBOCAN 2020) penyakit kanker tersering yang dialami pria. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian. Sementara itu gangguan seksual yang tidak ditangani dengan baik akan menurunkan kualitas hidup.
RSCM Kencana pada 22 September 2023 melakukan peluncuran kembali Prostate Centre dan Couple’s and Well-being. Dalam kegiatan ini dilakukan aktivitas penting yaitu deteksi dini kanker prostat dengan Prostate Spesific Antigen (PSA) secara gratis. Target kegiatan adalah 200 pasien yang memiliki risiko tinggi kanker prostat di RSCM dan RSUI. Di samping itu juga dilakukan webinar awam mengenai Kanker Prostat yang akan diadakan di pertengahan bulan November.
Mengapa deteksi dini kanker prostat sangat penting?
Deteksi dini kanker prostat, ketika masih terbatas pada prostat, memberikan prognosis yang lebih baik bagi pasien. Sayangnya, di Indonesia, deteksi dini kanker prostat belum mencapai tingkat optimal. Banyak pasien datang ke dokter dalam stadium lanjut, terutama karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker prostat dan pentingnya pemeriksaan dini.
Hal tersebut menjadi masalah serius, terutama di antara mereka yang memiliki risiko tinggi, seperti yang memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarga. Ini disayangkan karena jika kanker prostat dapat dideteksi pada tahap awal, peluang kesembuhannya akan lebih tinggi.
Dokter Irfan Wahyudi, Sp. U(K), Ketua KSM Urologi RSCM FKUI dalam sambutannya pada Press Conference hari ini mengatakan, “Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Kami sangat mengharapkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap kanker prostat dan gangguan fungsi seksual pada pria dan pasangannya. Lakukan deteksi dini apabila mencurigai adanya gejala tertentu, seperti kesulitan buang air kecil, adanya darah dalam urine, kekuatan menurun dalam pancaran urine, serta adanya disfungsi ereksi.”
“Harapan kami dengan adanya relaunching dari Kedua Centre ini para pasien dengan gangguan Kesehatan di bidang Urologi baik di bidang kanker prostat maupun di bidang kesehatan seksual dapat ditangani dengan lebih cepat dan dilakukan penanganan secara holistik dan mumpun,” tambahnya.
Kanker prostat merupakan penyebab kematian tertinggi pada pria
Berdasarkan data GLOBOCAN tahun 2020, kanker prostat merupakan penyebab kematian nomor enam tersering pada pria, dengan insiden global sebesar 30,7 per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 7,7 per 100.000 pria.
Di Indonesia kanker prostat menempati urutan ke-5 kasus kanker terbanyak pada pasien laki-laki dengan angka kejadian sebesar 11,6 kasus per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 4,5 per 100.000 pria.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Prostate Cancer Awareness Month 2023, Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K), FICRS, Ph.D., mengatakan. ”Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Kecurigaan akan meningkat dengan adanya gejala lain seperti nyeri tulang, fraktur patologis ataupun penekanan sumsum tulang. Untuk itu, dianjurkan pemeriksaan PSA usia 50 tahun, sedangkan yang mempunyai riwayat keluarga dianjurkan untuk pemeriksaan PSA lebih awal yaitu 45 tahun.
Pemeriksaan utama dalam menegakkan kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrectal/transabdominal. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat atau spesimen operasi.
Ia mengatakan. “Deteksi dini kanker prostat memungkinkan tatalaksana sedini mungkin, sehingga dapat diobati sebelum menyebar. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan kematian akibat kanker prostat.”
“RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan bangga mempersembahkan Pusat Layanan Prostat Terpadu (Prostate dan Uro Oncology Centre) yang memajukan sistem layanan satu pintu dan teknologi robotik pertama di Indonesia. Sistem layanan 1 pintu ini mulai melakukan kolaborasi dengan pasien sebelum ke rumah sakit,” jelasnya
“Para pasien yang akan datang ke center ini perlu mengirimkan data klinis yang sudah dikerjakan. Data ini akan diolah sehingga pada saat pasien datang, para dokter sudah memilki gambaran awal pasien. Hal ini akan mempercepat layanan, penentuan tindakan serta mengurangi kunjungan pasien ke RS. Penggunaan teknologi robotik dalam proses biopsi prostat meningkatkan akurasi pengambilan sampel kanker prostat serta memperpendek waktu pengerjaan. Selain itu, Prostate – Urooncology Centre menawarkan sejumlah layanan unggulan, seperti teknik minimal invasif dengan laparoskopi,” tambahnya.
Mengenal dan menyibak tabu pembahasan disfungsi seksual pada pria
Tentang disfungsi seksual pada pria, dr. Widi Atmoko, Sp.U(K), FECMS, FICS, Ketua Cluster Uronephrology RSCM Kencana memberi pemaparan. “Gangguan seksual pria merupakan gangguan pada salah satu atau lebih fase pada siklus respon seksual yang menghambat individu untuk mencapai aktivitas seksual yang memuaskan. Lebih dari 35% pria dengan gangguan seksual memiliki >1 jenis gangguan seksual. Terlebih, angka kejadian beberapa jenis gangguan seksual meningkat seiring dengan pertambahan usia. Di RSCM, sebagai pusat rujukan nasional, pernah dilakukan penelitian oleh Prof. Ponco Birowo, dan didapatkan lebih dari 1/3 pria usia 20-80 tahun mengalami disfungsi ereksi.”
“Penyebab gangguan seksual sangat beragam yang secara umum dapat terbagi menjadi masalah psikologis, organik (adanya kelainan dari sisi anatomi atau fungsi organ), maupun campuran. Walaupun konsep gangguan seksual tetap sebenarnya mencakup konsep yang lebih luas seperti masalah seksual, biologis, psikoseksual, sosiobudaya, dan hubungan interpersonal,” jelasnya.
“Sesuai dengan definisinya, gangguan seksual pria dapat terjadi pada masing-masing fase respon seksual. Bila dijabarkan gangguan seksual dapat berupa gangguan hasrat rendah, hipogonadisme (kadar testosteron rendah), disfungsi ereksi atau impotensi, gangguan ejakulasi dan orgasme, kelainan bentuk penis seperti kurvatur penis, kelainan ukuran penis dan dismorfofobia, serta priapismus atau ereksi yang berkepanjangan tanpa disertai dengan rangsangan,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, “Terapi gangguan seksual akan disesuaikan dengan penyebab, dan derajat keparahan gangguan yang dialami. Modalitas terapi dapat mencakup konseling, terapi psikologis, pemberian obat atau medikamentosa, penggunaan alat tertentu, operasi, dan tentunya terapi terkini yaitu terapi regeneratif. Berbagai pilihan terapi ini akan ditawarkan ke pasien sesuai dengan kondisinya dan akan dipilih secara bersama melalui diskusi antara dokter dengan pasien.
Hal yang paling penting dipahami adalah gangguan seksual sering dianggap sebagai hal tabu, padahal keterbukaan sangat penting untuk dokter dapat menentukan diagnosis dengan tepat dan bisa mendapat tatalaksana terbaik.
Hal ini juga yang sering kali menjadi alasan mengapa gangguan seksual tidak terdiagnosis dan tidak mendapat tatalaksana. Oleh sebab itu, komunikasi merupakan kunci utama dalam penatalaksanaan gangguan seksual. Selain itu perlu dipahami juga bahwa seringkali gangguan seksual merupakan manifestasi dari masalah lain seperti misal disfungsi ereksi terjadi akibat masalah pembuluh darah.
Studi menunjukkan bahwa 3-5 tahun pasca disfungsi ereksi dapat menjadi prediktor terjadinya serangan jantung. Maka dari itu, diagnosis dan evaluasi komprehensif pada gangguan seksual sangat penting, dan bahkan pasien bisa dianggap “beruntung” karena dapat menjalani pemeriksaan yang lengkap secara lebih dini sebelum ada gejala lain yang berat.”
“Dalam penanganan gangguan seksual pria, memang sebaiknya untuk terapi dilakukan bersama pasangan. Karena dampak gangguan seksual pria juga memengaruhi fungsi seksual wanita, begitu pula sebaliknya. Namun, ada kalanya pada saat konseling harus dilakukan satu per satu terlebih dahulu sehingga riwayat dan masalah yang dialami lebih bisa dipahami dengan baik, dan mungkin bagi pasien juga dapat lebih nyaman,” tambahnya.
Mengenal layanan Men’s Health and Couple Well-being Clinic RSCM Kencana
Tentang Men’s Health and Couple Well-being Clinic, dr. Widi menjelaskan, “Men’s Health and Couple Well-being Clinic salah satu layanan unggulan yang ditawarkan oleh RSCM Kencana yang difokuskan pada penyuluhan, konseling, diagnosis, dan terapi komprehensif di bidang kesehatan seksual dan reproduksi pria dan pasangan. Layanan ini mengutamakan pendekatan multidisiplin berbasis one-stop service untuk memastikan kenyamanan dan kerahasiaan pasien.
Kehadiran Men’s Health and Couple Well-being Clinic di RSCM Kencana bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien akan layanan kesehatan fisik dan mental pria dan pasangan yang berkualitas, didukung oleh fasilitas yang lengkap dan tenaga medis yang berkompeten.”
“Tersedianya pendekatan tim multidisiplin di Men’s Health and Couple Well-being Clinic menjamin pelayanan yang komprehensif dan integratif oleh dokter-dokter berpengalaman di bidangnya. Pelayanan ini mencakup segala hal mulai dari diagnosis awal hingga pengobatan berbagai masalah kesehatan seksual dan reproduksi pria serta pasangan.
Dokter ahli dari berbagai bidang seperti urologi, bedah Plastik, kebidanan dan penyakit kandungan, penyakit dalam, kesehatan jiwa, penyakit saraf, dan rehabilitasi medik terlibat dalam layanan ini. Diharapkan, Men’s Health and Couple Well-being Clinic dapat memberikan penanganan yang profesional dan solusi yang tepat untuk setiap keluhan dan masalah terkait kesehatan seksual dan reproduksi pasien serta pasangan,” tambahnya.
Dokter Gina Anindyajati, Sp.KJ, Psikiater RSCM FKUI turut memberi penjelasan.
“Couple wellbeing sejatinya adalah kesejahteraan pasangan secara keseluruhan dalam sebuah hubungan romantik. Sehingga terdapat kesehatan fisik dan mental yang baik dalam hubungan tersebut. Terdapat beberapa langkah dalam menjaga keharmonisan dalam hubungan tersebut yang diantaranya adalah mengenali konflik, membicarakan konflik, belajar bersama, serta saling membantu dalam menyelesaikan masalah.”
“Konflik sendiri dapat dipicu oleh berbagai aspek mulai dari nilai yang berbeda, tanggung jawab, kepribadian, keuangan, seks, komunikasi, kesehatan, serta masalah keluarga. Tentunya pada suatu titik, pasangan memerlukan bantuan profesional dalam menyelesaikan masalahnya, hal ini perlu dipertimbangkan apabila sudah terjadi konflik yang berkepanjangan, ketidakpuasan seksual, perasaan terjebak atau tidak bahagia, penurunan keintiman, perubahan drastik sifat, dan kejadian traumatis.
Sehingga masalah patut diselesaikan dengan baik karena apabila hubungan pasangan terjalani dengan baik, akan terdapat kesejahteraan emosional, kualitas hidup yang baik, serta kesejahteraan seksual. Happy Couple, Happy Family, Happy Life ” tutupnya.