Buah delima mendapatkan julukan sebagai Raja Buah dan menjadi simbol nasional bagi negara Azerbaijan. Bukan hanya sebagai menu makanan saja, perannya cukup sentral. Terutama soal kebudayaan negara sekaligus tradisi yang sudah hadir sejak zaman dahulu dan coba untuk dilestarikan.
Secara tidak langsung, bagi masyarakat Azerbaijan, delima ini merupakan cerminan kekayaan, keberkahan, dan kesuburan. Bahkan bisa menjadi ciri khas tersendiri bagi penduduk sekitar.
Kelezatan dalam Kuliner
Dalam negeri yang disebut sebagai “Negeri Api” ini buah delima bukan hanya menjadi bagian integral dari makanan sehari-hari tetapi juga menghiasi bazar dan toko kelontong dengan kotak-kotak merahnya yang khas. Bentuk sepalnya yang menyerupai mahkota memberikan buah ini julukan Raja Buah.
Feride Buyuran, salah satu penulis buku masak “Pomegranates and Saffron: A Culinary Journey to Azerbaijan”, membocorkan resep khusus. Termasuk penggunaan buah ini dalam hidangan daging. Cita rasanya yang dipikir aneh ternyata bisa menyatu dengan baik dan menghadirkan keunikan saat masuk ke dalam mulut.
Tidak hanya itu, buah ini juga diolah menjadi berbagai produk, mulai dari jus alami, selai, saus, hingga manisan yang disebut nardancha. Ada pula sharbat, minuman menyegarkan yang terbuat dari buah delima, yang menjadi favorit di wilayah Gochay.
Sementara narsharab merupakan sirup tajam seperti molase, menambah cita rasa istimewa pada hidangan ikan bakar atau goreng. Jika Ladies, merasa akan jadi aneh, cobalah dulu pasti ketagihan.
Anggur delima, tradisional dihasilkan di rumah-rumah pedesaan, kini telah menjadi produk khas yang bisa dinikmati di bar anggur modern di ibu kota Baku. Tidak heran bila masyarakat setempat mengagungkan buah tersebut, karena bisa menjalar ke seluruh penjuru masyarakat.
Peran dalam Hidangan Khas
Buah delima juga memainkan peran utama dalam hidangan khas Azerbaijan yang memukau. Misalnya saja Narnumru, telur yang digoreng di atas lapisan tipis buah delima yang ditumis dengan bawang bombay, adalah contoh hidangan yang memikat mata dan lidah, cita rasanya menarik dan begitu khas.
Ada lagi menu Levengi, unggas atau burung buruan atau ikan yang diisi dengan pasta kenari dan delima lalu dipanggang, menciptakan kombinasi rasa yang unik dan lezat. Selanjutnya Nargovurma, potongan ayam atau daging direbus dengan bawang bombay, chestnut, dan biji delima, menghasilkan hidangan lezat yang disajikan dengan roti atau nasi pilaf.
Budaya dan Tradisi
Buah delima bukan hanya produk makanan di Azerbaijan; selama ribuan tahun, buah ini telah menjadi ikon budaya yang menginspirasi seniman, penulis, dan fashionista. Dalam budaya Azerbaijan, delima sendiri melambangkan kelimpahan, berkah, dan kesuburan.
Berbagai cerita rakyat, puisi, seni, dan desain lokal sering kali menggambarkan buah delima sebagai simbol taman surga yang begitu indah. Lukisan dinding di Istana Sheki Khan abad ke-18, misalnya, menampilkan pohon delima yang indah, menggambarkan kecintaan masyarakat Azerbaijan terhadap buah ini begitu tinggi.
Seniman terkenal seperti Fuzuli dan Nizami Ganjavi, bersama dengan lukisan cerah karya Sattar Baklulzade, Tair Salakhov, dan Togrul Narimanbekov, merefleksikan cinta mendalam terhadap buah delima dalam budaya Azerbaijan.
Menurut seniman Delyafruz Baghirova, buah delima dianggap sebagai simbol cinta, di mana pada masa lalu, membawa buah ini adalah cara sopan menyatakan perasaan tanpa kata-kata. Selain itu, delima juga menjadi simbol kesuburan, kekayaan, dan persatuan.
Dengan kedalaman makna budaya dan peran kuliner yang tak terbantahkan, buah ini bukan hanya menjadi makanan, tetapi juga simbol cinta dan kebanggaan bagi masyarakat Azerbaijan. Dalam keberagaman kuliner dan kekayaan budaya, buah delima terus mempesona dan menginspirasi generasi ke generasi untuk terus membudidayakannya.