Alec Baldwin untuk pertama kalinya membuka mulut pada masyarakat terkait peristiwa penembakan terhadap sinematografer pada lokasi syuting film Rust, beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan sinematografer tersebut sebagai temannya dan ia selalu rutin melakukan kontak dengan keluarganya.
“Ia adalah temanku. Kami merupakan kru yang sangat baik sepanjang syuting film bersama dan kemudian peristiwa mengerikan ini terjadi,” ucap Baldwin kepada para fotografer di pinggir jalan Vermont. Sebagaimana diketahui, satu tembakan dari pistol yang dipegang Baldwin ketika syuting telah menewaskan sinematografer, Halyna Hutchins (42), dan melukai sutradara, Joel Souza. Hal ini pun diamini oleh para penyelidik.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penyelidik pada beberapa kru, diketahui, ketika itu, Baldwin tengah duduk di bangku gereja berlatih adegan yang melibatkan penggunaan revolver dan mengarahkannya ke kamera. Hutchins dan Souza sedang melihat dari sudut kamera. Kemudian, secara mengejutkan, revolver properti yang dipegang Baldwin menembakkan peluru yang kemudian membunuh Hutchins dan melukai bahu Souza yang berada di belakangnya.
Setelah bunyi pop yang keras dan pistol dilepaskan, Souza mengaku ingat, ketika itu Hutchins segera meraih bagian tengah tubuhnya sebelum kemudian jatuh tersandung ke tanah. Saat itu, ia mengaku tidak bisa merasakan kakinya.
Hutchins kemudian dibantu oleh petugas medis di tempat kejadikan dan segera dibawa ke Rumah Sakit Universitas New Mexico dengan helikopter. Namun, belum sampai rumah sakit, Hutchins meninggal.
Souza mengatakan, pekerjaan mereka biasanya dimulai sejak pukul 6.30 pagi. Namun, pada hari Kamis, terdapat penundaan karena terdapat kru kamera yang berhenti dan masuknya kru baru. Akibatnya, mereka hanya memiliki satu kamera untuk bekerja. Sekitar pukul 12.30 kru berangkat untuk makan siang. Ketika itu, seluruh properti senjata diperiksa sebelum makan siang. Tapi, Souza tidak yakin apakah senjata-senjata ini diperiksa kembali ketika kru kembali.
Menurut Souza, biasanya ada tiga orang yang akan memeriksa properti senjata yang digunakan di lokasi syuting. Pertama, senjata akan diperiksa oleh pembua senjata film, Hannah Gutierrez-Reed. Dilanjutkan diperiksa oleh Asisten Direktur, Dave Halls, yang kemudian diberikan kepada aktornya untuk melakukan adegannya.
Pada pemeriksaan tersebut, sejauh yang diketahui Souza, tidak ada pemeriksaan adanya peluru pada orang yang terlibat. Pemeriksaan yang dilakukan para kru tersebut untuk memastikan tidak ada peluru tajam di dalam senjata yang akan dikenakan.
Setelah mendapat aba-aba dari kru bernama Halls bahwa senjata tersebut tidak memiliki peluru tajam, senjata tersebut kemudian diberikan pada Baldwin.
Berdasarkan hasil wawancara, Halls mengaku tidak mengetahui adanya peluru tajam setelah memeriksanya. Kemudian, Reid Russell, juru kamera yang berdiri di dekat Hutchins dan Souza, mengatakan, ketika pistol ditembakkan, Baldwin sedang menjelaskan bagaimana dia akan menggunakan senjata tersebut pada adegan yang dimaksud. Oleh karena itu, ketika itu, kru film belum ada yang merekam.
Baldwin juga dikatakan Russell sangat berhati-hati dalam menangani senjata, sebagaimana dilakukannya pada adegan-adegan sebelumnya. Baldwin selalu memastikan tidak ada anak di dekatnya ketika ia menembakkan senjata.
Para penyelidik di New Mexico di mana insiden tersebut terjadi, menyatakan, ada semacam “kepuasan diri” atas bagaimana senjata dikelola di lokasi film. Hal ini menyulitkan pihaknya untuk menentukan apakah tuntutan akan diajukan.
Sheriff Santa Fe County Adan Mendoza menyatakan, terdapat 500 butir amunisi yang ditemukan saat menggeledah lokasi syuting ‘Rust’.
Adapun amunisi tersebut terdiri dari campuran peluru kosong, peluru dummy, dan peluru yang dicurigai. Detektif kemudian menemukan proyektil utama yang mereka yakini ditembakkan oleh aktor. Saat ini pengujian tengah dilakukan untuk memastikan apakah proyektil yang diambil dari bahu Souza berasal dari long Colt revolver yang sama dengan yang digunakan oleh Baldwin. Pada proses penyelidikan tersebut, FBI pun dilibatkan untuk membantu menganalisis balistik.
Akan tetapi, menurut Jaksa Distrik, Mary Carmack-Altwies, sampai saat ini para penyelidik belum bisa mengatakan, insiden ini disebabkan oleh kelalaian atau sengaja dilakukan oleh siapa. Ia menyebutkan kasus ini sebagai kasus kompleks yang membutuhkan lebih banyak penelitian dan analisis.
Senada dengan Carmack-Altwies, Baldwin menyebut peristiwa penembakan ini sebagai “one-in-a-trillion event”, dan mengatakan, ia bersama keluarga Hutchins hanya bisa menunggu hasil penyelidikan selesai. “Kami hanya bisa dengan sabar menunggu departemen sheriff memberi tahu kami hasil penyelidikan mereka,” ujarnya.
Sumber: npr