Belakangan ini mungkin Ladies sering membaca berita mengenai public figure yang mengakhiri nyawanya karena depresi. Salah satu kasus bunuh diri yang paling membuat heboh adalah yang dialami oleh personel Linkin Park Chester Bennington dan Jonghyun SHINee. Kedua penyanyi tersebut selalu menunjukkan kondisi baik-baik saja di hadapan publik. Jonghyun SHINee bahkan baru menyelesaikan konser tunggalnya bertajuk “Inspired” beberapa hari sebelum peristiwa nahas tersebut terjadi.
Akhir Januari lalu pun dunia hiburan kembali dikejutkan dengan kematian bintang Glee Mark Salling ditemukan tidak bernyawa setelah gantung diri. Banyak pihak menduga bahwa Mark Salling bunuh diri karena tidak sanggup menghadapi hukuman akibat kasus kepemilikan puluhan ribu konten pornografi anak di bawah umur.
Salah satu efek yang ditakutkan maraknya kasus bunuh diri para pesohor dunia adalah reaksi para penggemarnya. Bukan tidak mungkin loh para penggemar fanatik akan menerima berita tersebut dengan berlebihan sehingga justru mengikuti jejak para idolanya. Apakah hal ini hanya ketakutan saja? Sayangnya tidak. Pascakematian Jonghyun SHINee, bukan satu, melainkan dua penggemar asal Indonesia dikabarkan melakukan tindakan percobaan bunuh diri. Beruntung keduanya dapat diselamatkan. Bukan hanya di Indonesia, di beberapa belahan dunia lain pun, banyak Shawol (sebutan fans SHINee) yang juga mencoba mengikuti jejak idolanya ini.
Tidak seperti sakit fisik, depresi memang tidak menunjukkan gejala yang dapat dilihat langsung oleh mata sehingga seringkali dianggap tidak serius. Terkadang stigma pun dilekatkan pada penderita depresi, yang tentu saja akan memperparah kondisinya.
Untuk mengatasi depresi, penderita sebaiknya segera diberikan penanganan medis dan didukung oleh orang-orang terdekatnya. Biasanya setelah pasien berkonsultasi, psikiater akan memberikan obat dan juga terapi. Jenis dari terapi biasanya bergantung pada penderita, namun yang jelas, penderita harus merasa rileks dan tidak terbebani saat melakukannya.
Cerita dari pemuda bernama Cosmin Mihai Moraru atau Miki ini mungkin akan menginspirasi para penderita depresi. Miki mengalami depresi berat sejak 3 tahun lalu. Di ujung akal sehatnya, Miki melihat seorang pramusaji yang mencoba melukis di atas blackboard dengan kayu putih untuk mempromosikan kafe mereka. Miki yang memiliki latar belakang sekolah seni kemudian menawarkan bantuan pada pramusaji tersebut secara spontan. Meskipun hasil lukisannya tidak terlalu bagus, tetapi momen tersebut membuatnya menyadari jalan kaburnya dari depresi. Miki pun mulai menawarkan jasanya ke berbagai toko di kotanya, Cluj-Napoca, Romania, meskipun dengan susah payah karena ketiadaan portofolio. Dimulai dari proyek kecil-kecilan, karier Miki mulai berkembang, ia pun akhirnya berhasil diundang ke luar kota, berbagai acara, festival musik, dan restoran. Hasil karyanya pun semakin lama semakin membaik, seiring dengan depresinya yang semakin teratasi.
Miki membagikan kisahnya dengan tujuan untuk menginspirasi para penderita depresi seperti dirinya, bahwa selalu ada jalan keluar dari kegelapan. Malah, terkadang hidup kita jadi jauh lebih baik saat mampu mengatasi setiap kesulitan. Kunci dari penanganan depresi adalah keinginan besar dari penderitanya untuk sembuh sebab psikiater dan orang-orang terdekat hanya bisa mendukung dari luar. Orang yang menentukan kondisi penderita tetaplah dirinya sendiri.
Yuk ah sebarkan cerita Miki ini agar kita tidak kehilangan harapan. Ingin lihat hasil karya Miki? Cek galerinya di bawah ini, Ladies! 😉
Sumber dan foto: Bored Panda