OUR NETWORK

Kendalikan Tekanan Darah, Kurangi Risiko Stroke dan Komplikasi 

Di tahun 2021, WHO memperkirakan 1,4 miliar populasi dunia berusia 30-79 tahun hidup dengan hipertensi. Dan 49% bahkan tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi. Nggak heran kalau penyakit yang satu ini adalah salah satu silent killer yang menjadi penyebab utama kematian pada usia muda. Apalagi penyakit ini juga seringkali menyebabkan beragam komplikasi seperti serangan jantung dan serangan stroke. Hipertensi harus ditangani untuk mencegah terjadinya stroke. 

Dalam virtual media briefing pada Rabu (31/8) pagi, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita memberi pemaparan lengkap.

Kendalikan Tekanan Darah, Kurangi Risiko Stroke dan Komplikasi 
dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S

Hipertensi ditemukan pada 64-70% kasus stroke. “Dari segi beban ekonomi untuk Indonesia, hipertensi merupakan salah satu penyakit katastropik dan menyerap anggaran BPJS yang cukup besar. Menurut data BPJS, pembiayaan hipertensi tahun 2016 meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Selain itu, secara tidak langsung, hipertensi dan komplikasinya menyebabkan turunnya produktivitas karena morbiditas, disabilitas, dan mortalitas bahkan pada usia muda,” ujar dr. Eka. 

Langkah paling awal mencegah stroke adalah dengan mengendalikan tekanan arah, Ladies. Menurut dr. Eka, selain untuk pencegahan primer stroke, penurunan tekanan darah juga penting mencegah berulangnya stroke. “Penurunan tekanan sistolik 10 mmHg akan menurunkan risiko stroke hingga 27% dan besarnya penurunan tekanan darah secara linear akan mengurangi risiko stroke berulang.”

Kamu perlu perhatikan faktor-faktor risiko yang bisa menyebabkan hipertensi seperti berikut ini, Ladies.

  1. Usia
  2. Obesitas
  3. Makanan yang banyak mengandung garam dan sedikit kalium
  4. Kurang olahraga
  5. Merokok
  6. Mengonsumsi alkohol
  7. Stres

Selain itu, ada dua risiko tambahan yaitu udara dingin dan polusi udara. Ternyata, hipertensi cenderung lebih tinggi saat udara dingin karena suhu rendah bisa membuat pembuluh darah menyempit sementara. Selain polusi udara, gaya hidup masyarakat urban seperti diet yang tidak sehat dan kurang bergerak juga dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Baca juga: Kelola Hipertensi untuk Cegah Gagal Jantung

Pencegahan primer yang bisa dilakukan adalah mengecek tekanan darah dengan home blood pressure monitoring (HBPM). Pencegahan sekunder juga tidak kalah penting dan dapat dilakukan dengan obat anti-hipertensi. Konsumsi obat anti-hipertensi dapat menurunkan risiko stroke hingga 32%. Golongan obat yang dimasukkan sebagai lini pertama yaitu golongan Calcium-channel blockers (CCB), Anti Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) atau Angiotensinogen Receptor Blocker (ARB) dan beta blocker.

Kendalikan Tekanan Darah, Kurangi Risiko Stroke dan Komplikasi 
Foto: pexels.com

Tentunya, dalam memilih obat perlu mempertimbangkan efektivitas dan keamanan, serta kestabilan dosis obat dalam darah yang dapat mempertahankan tekanan darah dalam 24 jam.

Dengan demikian, frekuensi pemberian obat bisa dikurangi. “Golongan CCB bekerja dengan mengurangi kekakuan dinding pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah arteri melebar. Golongan CCB adalah obat yang paling banyak digunakan di seluruh dunia karena efektivitas dan keamanannya.”

Salah satu obat golongan CCB adalah Nifedipine. Nifedipine konvensional mempunyai waktu paruh yang pendek sehingga harus diberikan 3 kali sehari. Namun, dengan adanya inovasi teknologi GITS (Gastro-Intestinal Therapeutic System), Nifedipine dapat diminum 1 kali sehari saja untuk menurunkan tekanan darah.

Dr. Gunawan Purdianto, Medical Affairs Divisi Pharmaceuticals Bayer Indonesia mengatakan, “Bayer berkomitmen terhadap kesehatan pasien dengan terus berupaya menyediakan akses yang luas bagi pengobatan Hipertensi bagi seluruh masyarakat Indonesia, salah satunya dengan ketersediaan obat dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan regular. Bayer menyakini bahwa prioritas utama pada pasien adalah kepatuhan pasien dalam pengobatan penting untuk dilakukan. Hal ini memotivasi Bayer dalam menciptakan solusi terbaik melalui obat-obatan yang inovatif untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien.”

Must Read

Related Articles