today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Standar Kecantikan Ekstrem di Berbagai Belahan Dunia

“Aku itu cantik nggak sih?”

Mungkin ladies sering bertanya-tanya demikian saat sedang bercermin, atau melihat public figure dengan kelebihan fisik yang mengagumkan.

Perempuan tentu saja ingin dipuji cantik. Namun, ada beberapa pakem kecantikan yang menghalangi setiap perempuan untuk masuk ke dalam kategori cantik. Tidak perlu terlalu khawatir, ladies. Kecantikan fisik bukanlah final goal yang harus ladies perjuangkan, justru inner beauty lah yang harus dikejar. Lagipula, tidak semua pakem kecantikan harus ladies patuhi loh sebab ada beberapa standar kecantikan yang begitu ekstrem sampai-sampai ladies akan ngeri dibuatnya!

1. Penyumbat Hidung Yaping Hullo – Suku Apatani

Foto: buzzkenya.com

Wanita-wanita suku Apatani dianggap memiliki kecantikan yang lebih daripada suku-suku lainnya di Arunachal. Oleh sebab itu, banyak wanita Apatani yang diculik. Untuk mencegah penculikan, suku Apatani melubangi hidung mereka agar tidak lagi terlihat menarik. Lambat-laun, yapping hullo dianggap sebagai cara perempuan untuk mempertahankan harga dirinya. Namun tren ini sudah mulai ditinggalkan di tahun 1970-an.

2. Lubang Telinga Panjang – Suku Maasai, Kenya

Foto: screwyourself.ca

Perempuan suku Maasai meyakini bahwa besar lubang telinga berbanding lurus dengan kecantikan. Setelah membuat tindik telinga dengan menggunakan berbagai material seperti duri, ranting, batu, para perempuan suku Maasai lantas mengenakan beragam ornamen manik-manik sebagai anting, dan piercing kecil di bagian atas telinga. Praktik ini masih dilakukan sampai sekarang loh, Ladies.

3. Piringan di Bibir – Suku Mursi, Ethiopia

Foto: flickr.com

Di usia 15 tahun, perempuan suku Mursi harus memotong bibir mereka. Setelah luka potongan sembuh, sekitar 3 bulan, dan bibir mulai meregang, piringan tanah liat berdiameter 5 inchi mulai dipasangkan ke bibir mereka. Pemasangan piringan ini menandai upacara tradisional dan dilihat sebagai simbol kecantikan.

4. Leher Panjang – Suku Kayan, Myanmar

Foto: Pinterest.com

Leher panjang menjadi standar kecantikan bagi wanita-wanita suku Kayan. Agar mendapatkan leher yang panjang, para wanita mengenakan cincin kuningan di leher mereka. Semakin banyak cincin yang melingkari leher, maka semakin cantik, anggun, serta terpandanglah mereka. Suku Kayan adalah etnis di Myanmar yang terpaksa harus melarikan diri ke Thailand karena berselisih dengan rezim militer di Burma. Jadi tidak jarang jika banyak suku Kayan yang terlihat di Thailand.

5. Kaki Teratai – China

Foto: dailymail.co.uk

Penduduk China zaman dahulu meyakini bahwa kaki yang kecil adalah simbol kecantikan. Para orang tua mulai membungkus kaki anak-anaknya saat mereka menginjak usia lima tahun. Pembungkusan dilakukan dengan sangat ketat sehingga kaki tidak akan bisa tumbuh. Gadis dengan kaki mungil ini dianggap memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan jodoh dari kalangan orang kaya. Tren kecantikan ini resmi dilarang pada tahun 1912.

6. Goresan Tubuh – Suku Karo, Ethiopia

Foto: madivas.com

Baik laki-laki maupun perempuan suku Karo memiliki tradisi menggores tubuh, tetapi dengan tujuan yang berbeda. Laki-laki suku Karo menggores tubuh mereka untuk menunjukkan keberhasilan mereka dalam perang, sedangkan perempuan agar terlihat cantik. Goresan-goresan tersebut dibuat dengan benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca, dan membentuk luka menjadi pola tertentu. Kemudian, mereka akan mengoleskan sari tumbuhan atau pigmen gelap seperti arang atau mesiu. Saat luka sembuh, olesan ini akan membentuk keloid. Proses ini dianggap sebagai dekorasi tubuh yang dapat memikat laki-laki.

7. Obesitas – Mauritania

Foto: marieclaire.com

Di negara Mauritania, gemuk justru dianggap cantik dan berprestise tinggi. Tidak main-main, perempuan di sana tidak ingin sekadar gemuk, melainkan sudah masuk ke taraf obesitas. Untuk mendapatkan predikat cantik ini, anak perempuan Mauritania menjalani tradisi leblouh, yaitu kewajiban untuk mengonsumsi makanan dan minuman berprotein tinggi, seperti susu, mentega, dan kacang, sebanyak 16.000 kalori, setiap hari! Anak-anak ini menjalani prosesi leblouh di tempat khusus, seperti camp. Jika makanan tidak dihabiskan, mereka akan disiksa, seperti dijepit tangannya oleh penjepit kayu. Jika berhasil, maka anak usia 12 tahun bisa berbobot hingga 80kg! Untung saja tradisi ini mulai ditinggalkan berkat kampanye para dokter dan akitivis.

Setelah melihat tujuh standar kecantikan di berbagai belahan dunia tersebut, apakah ladies masih akan terus mengekor pada pakem kecantikan yang sekarang sedang digandrungi?

“Tapi kan tradisi mereka mah memang ekstrem dan nggak banget!”

Ladies, bagi mereka, kebiasaan memoleskan lipstik ke bibir pun bisa saja dianggap sebagai tradisi menjijikan loh. Semuanya hanya soal sudut pandang. Jangan ragu untuk menerima kekurangan dan kelebihan dirimu, ladies, sebab kecantikan selalu datang dari dalam dirimu! ✨

Foto: theoddyseyonline.com

Sumber: Buzzkenya, Bintang.com

 

Must Read

Related Articles