today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Skandal Terbaru United Airlines: Menyeret Penumpang Keluar dari Pesawat

Bulan lalu, United Airlines mendapatkan sorotan dan kecaman dari netizen karena melarang dua gadis remaja untuk boarding akibat menggunakan leggings. Pihak United Airlines beralasan bahwa pemilihan pakaian kedua remaja tersebut tidak sesuai dengan dress code yang ditentukan oleh perusahaan. Meskipun mendapatkan sindiran tajam dari netizen, United Airlines tetap pada pendiriannya untuk menerapkan peraturan tersebut demi citra perusahaan. Namun tampaknya, pihak United Airlines sendiri yang kini merusak citranya. Untuk move on dari skandal legging, United Airlines tampaknya menggunakan teknik gali lubang tutup lubang, yaitu menutupi skandal yang lama dengan membuat skandal yang baru.

Pada Minggu malam, muncul sebuah video yang berisi rekaman seorang petugas yang menyeret kaki dan tangan seorang penumpang yang memiliki tiket untuk keluar dari penerbarangan setelah bersikeras untuk mempertahankan ‘kursinya’. Tidak lama, pada hari Senin pagi, rekaman ini telah menjadi viral.

Kronologis

United telah melaporkan kepada penumpang bahwa penerbangan mengalami overbooked.

Mereka membutuhkan 4 penumpang untuk membatalkan penerbangan sehingga pihak perusahaan dapat menerbangkan 4 staf yang dibutuhkan di penerbangan lain dari Louisville. Namun tidak ada seorang pun yang bersedia membatalkan penerbangannya meskipun telah ditawarkan kompensasi berupa uang sejumlah $800, penginapan di hotel gratis selama semalam untuk mendapatkan penerbangan lain keesokan harinya. Berdasarkan keterangan dari Audra Bridges, penumpang yang mem-posting rekaman kejadian ini di lama Facebook-nya, pihak United lantas mendatangi pesawat dan memutuskan untuk menggunakan komputer “untuk memilih empat penumpang secara acak”. Dua orang yang terpilih memilih untuk setuju pada keputusan komputer, tetapi pria yang terekam dalam video mengaku sebagai dokter dan menyatakan bahwa dirinya harus mengecek pasien pada pagi hari keesokan harinya, dan mengatakan bahwa ia akan menghubungi pengacaranya. Nah, di sinilah peristiwa buruk tersebut terjadi.


“Setelah penumpang tersebut menolak untuk membatalkan penerbangannya, ia akhirnya diseret tangan dan kakinya, dan berteriak ke arah depan pesawat. Setelah secara paksa dikeluarkan oleh tiga petugas, pria tersebut berhasil kembali ke pesawat meskipun wajahnya berdarah dan terlihat linglung. United kemudian tidak memberikan update mengenai penerbangan kepada penumpang yang menunggu selama lebih dari dua jam agar situasi kembali kondusif sebelum akhirnya penerbangan dilakukan.”

United, yang ternyata memiliki tim PR (public relation) terburuk di dunia kemudian memberi pernyataan.

“Penerbangan 3411 dari Chicago ke Louisville telah mengalami overbooked. Setelah tim kamu mencari relawan, satu penumpang menolak membatalkan penerbangan dan petugas pengamanan kemudian diminta untuk mendatangi gate pesawat. Kami meminta maaf atas situasi overbooked. Detail lebih jauh mengenai pembatalan penumpang akan disampaikan oleh pihak yang berwenang”. Jadi, United Airlines meminta maaf atas situasi overbooked, tetapi tidak meminta maaf atas peristiwa penyeretan yang dialami oleh penumpangnya.

CEO United, Oscar Munoz kemudian merilis pernyataan resminya di Twitter dengan menyatakan, “Peristiwa ini adalah peristiwa yang menjengkelkan bagi pihak perusahaan. Saya meminta maaf karena harus kembali mengakomodasi para penumpang yang terlibat. Tim kami bergerak cepat untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dan melakukan tinjauan secara rinci untuk menganalisis peristiwa yang terjadi. Kami juga mencoba menghubungi penumpang yang bersangkutan untuk berkomunikasi, dan berbincang lebih jauh serta menyelesaikan masalah ini.”

Semoga saja masalah ini dapat segera diselesaikan sebaik mungkin dan United Airlines tidak kembali membuat keputusan yang kontroversial.

Sumber: Vanity Fair

Must Read

Related Articles