OUR NETWORK

Stop Kekerasan Dalam Pacaran

Sudah cukup sering kita mendengar ada kekerasan yang terjadi ke kenalan kita, sesama wanita. Bisa teman, saudara, ataupun kenalan kamu. Nggak jarang kasus itu justru terjadi di rumah, dilakukan oleh pasangannya. Selama ini saya sendiri sering heran, kenapa sih orang yang mengalami KDRT nggak langsung aja pergi meninggalkan pelakunya? Ternyata memang nggak semudah itu, ladies. Dan membaca kisah dari korban membuat saya makin sedih dan marah.

Menurut data dari Komnas Perempuan yang dikutip dari Kompas.com, di tahun 2016 lalu ada 259.150 kasus kekerasan terhadap wanita. Yang mencengangkan, 245.548 kasus terjadi dalam rumah tangga di mana kekerasan terjadi tehadap istri, yang akhirnya menuntut cerai. Bahkan, ketika masih dalam tahap ‘pacaran’ pun, tercatat ada 2.171 kasus. Jumlah yang sama sekali tidak sedikit. Kenyataannya malah mungkin lebih banyak dari itu, mengingat seringkali korban masih merasa takut untuk melaporkannya. Kali ini, Mera Muda mau membahas tentang kekerasan yang terjadi dalam hubungan percintaan, khususnya di kalangan anak muda yang belum terikat pernikahan atau bisa juga disebut dating violence atau kekerasan dalam pacaran (KDP).

Mengutip Psychcentral.com, ada beberapa tipe kekerasan yang bisa terjadi; kekerasan fisik, kekerasan verbal atau emosional, kekerasan seksual, dan kekerasan digital.

Yep, di era seperti sekarang ini kekerasan digital (digital abuse) bukan lagi suatu hal yang baru. Kekerasan tipe ini memanfaatkan teknologi atau sosial media untuk mengintimidasi atau memanfaatkan korbannya. Misalnya secara memaksa meminta password, secara terus menerus memantau ponsel, mengirimkan berbagai ancaman melalui pesan singkat, stalking media sosial, atau sexting.

Kekerasan bukanlah jawaban dari masalah dan justru akan menuntun ke lebih banyak masalah, baik bagi si pelaku maupun korbannya. Apalagi korban yang masih remaja. Nggak menutup kemungkinan kalau kekerasan yang dialaminya akan memengaruhi prestasinya di sekolah dan juga perilakunya.

Kenapa seseorang bisa jadi abusive?

Banyak faktor yang mendorongnya, Ladies. Misalnya si pelaku nggak mendapat perhatian atau dukungan dari orangtuanya, pernah menyaksikan kekerasan secara langsung, berteman dengan teman yang juga abusive, dan masih banyak lagi. Yang harus diwaspadai adalah, jika dia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda ini.

  • Ngecek ponsel atau email kamu tanpa izin
  • Suka merendahkan kamu
  • Cemburu berat atau insecure
  • Amarah yang meledak-ledak
  • Menjauhkan kamu dari keluarga dan teman-teman
  • Menuduh tanpa bukti
  • Mood yang cepat sekali berubah
  • Melukai kamu dengan bermacam cara
  • Posesif
  • Suka memaksa kamu melakukan sesuatu

Betapapun sayangnya kamu dengan orang tersebut, kalau dia udah menunjukkan tanda-tanda itu, sebaiknya kamu pikir-pikir lagi ya. Apalagi kalau dia sudah pernah melakukan kekerasan fisik. Semua orang emang nggak sempurna dan ada sesuatu di dalam dirinya yang membuat kamu jatuh cinta kepadanya. Tapi, jangan lupa kalau orang ini juga mampu melakukan kekerasan, yang nggak seharusnya kamu terima. Apakah hanya karena saat ini dia lagi bersikap manis, lantas kamu bisa begitu aja melupakan hal-hal menyakitkan yang dilakukannya?

Dengan emosi yang tidak stabil dan seringkali ‘memblokir’ akal sehat mereka, sulit ditebak apa yang akan dilakukannya ke kamu ketika dia marah lagi. Apalagi moodnya gampang sekali berubah. Satu kesalahan kecil bisa saja membuatnya mengamuk. Dan kamu nggak pernah tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Memang, dia juga perlu dibantu. Tapi, kamu juga perlu membantu diri kamu sendiri. Get yourself out of that relationship. Kalau kamu merasa nggak bisa melakukannya begitu saja seorang diri, jangan diam saja. Bicarakan dengan orang kamu percaya. Bisa teman atau anggota keluargamu. Beri tahu apa yang terjadi dan minta mereka membantu kamu.

Jadi, yang perlu digaris bawahi adalah kekerasan itu ada banyak bentuknya. Nggak memukul, tapi suka mempermalukan kamu, mencaci, dan mengancam? Itu termasuk kekerasan. (Baca juga: Hukum yang mengatur KDP dari HelpNona.com). Kalau kamu sudah menemui tanda-tandanya, coba pikirkan lagi keputusanmu untuk tetap bersama. Dan yang paling penting, jangan tinggal diam. Beri tahu seseorang dan bersiap untuk bangkit. You are stronger than you think.

Must Read

Related Articles