today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Fenomena Relationship Goals

Jagad media sosial yang tampak transparan dan cair membuat masyarakat dengan mudah merasa dekat, bukan hanya dengan sesama pengguna, tetapi juga kalangan yang dulu tampak jauh dari jangkauan, misalnya kalangan selebriti. Selebriti dapat berinteraksi langsung dengan penggemarnya dan penggemarnya dapat mengikuti keseharian selebriti melalui postingan foto-foto. Selain itu, media sosial juga menciptakan tren idola baru di kalangan remaja. Tentu ladies masih mengingat jelas bagaimana Karin Novilda atau yang lebih populer dengan sebutan Awkarin meramaikan dunia maya dengan foto-fotonya yang cenderung seronok. Namun remaja-remaja mengidolakannya karena kemesraannya yang cenderung berlebihan dengan kekasihnya saat itu, Gaga. Hal serupa terjadi pada Anya Geraldine dan Rachel Venya yang kemesraannya dengan pasangan masing-masing disebut-sebut sebagai “relationship goal’” dan menimbulkan rasa iri dari para penggemarnya yang kebanyakan adalah remaja perempuan.

Menurut urban dictionary, relationship goal adalah sebuah hubungan antara pasangan yang membuat orang lain (sebagian besar adalah perempuan) merasa iri.

Biasanya istilah relationship goal ini dialamatkan pada selebriti, atau pasangan populer di sekolah. Saat ini relationship goal identik dengan material seperti hadiah berupa sebuket bunga mawar besar, atau gadget mahal dan trendy, liburan romantis ke luar negeri, hingga ke pernikahan mewah bak royal wedding. Sungguhkah relationship goal hanya dapat dicapai dengan pemenuhan kebutuhan materi?

Berita gembira untuk ladies, kebahagiaan yang didapatkan dalam sebuah hubungan tidak terbatas pada kepuasan materi. Ada hal yang lebih substansial dan fundamental yang harus dipenuhi, bukan hanya sekadar menghujani pasangan dengan materi. Mengejar materi belaka hanya akan membuat ladies menjadi penganut hedonisme tanpa memahami arti kebahagiaan sesungguhnya yang berada di tataran pemikiran. Terlebih lagi, apabila materi adalah goal dalam sebuah hubungan, maka para selebriti yang cenderung bergelimang kemewahan tidak akan pernah mengalami perpisahan ataupun perceraian. Beberapa waktu lalu dunia hiburan dikejutkan oleh perpisahan beberapa pasangan selebriti Holywood yang tampak harmonis di depan kamera, seperi Ben Affleck – Jennifer Garner, Brad Pitt – Angelina Jolie, dan Johnny Depp – Amber Heard. Sebagai bintang yang dikenal hampir di seluruh dunia, sudah dapat dipastikan bahwa kekayaan aktor dan aktris tersebut berada jauh di atas kekayaan orang biasa.

Bukan berarti Ladies tidak boleh menerima atau memberikan benda atau fasilitas mewah.

Tentu saja boleh sebab hal-hal demikian dapat menjadi perekat sebuah hubungan. Namun bukan berarti hal tersebut adalah satu-satunya yang dapat menjadi unsur kelanggengan hubungan. Apabila ladies melihat pasangan lain mendapatkan kemewahan yang belum bisa dapat didapatkan ladies, janganlah berkecil hati. Kondisi keuangan ladies dengan orang lain belum tentu sama. Apabila ladies ingin berlibur dengan pasangan, maka sesuaikanlah destinasi dengan anggaran biaya agar perjalanan liburan tidak menimbulkan masalah di belakang.

Apabila ladies iri melihat pasangan lain mendapatkan benda-benda mahal dari pasangannya, ingat-ingatlah benda-benda apa saja yang pernah pasangan ladies berikan. Nilai sebuah benda tidak selamanya terletak pada harganya, melainkan maknanya. Bukankah ada kalanya makanan buatan ibu jauh lebih berharga daripada makanan mewah? Setiap orang memiliki standar kebahagiaannya masing-masing. Apabila ladies sudah bahagia dengan kegiatan sederhana seperti berbincang, makan di kedai kecil, jalan-jalan ke taman kota, atau memasak bersama, maka tidak perlu iri terhadap kebahagiaan orang lain.

Relationship goal sesungguhnya adalah saat ladies sudah bisa…

  1. Memahami dan menerima kekurangan dan kelebihan pasangan
  2. Berkomunikasi dengan lancer
  3. Tidak mengutamakan ego dan gengsi
  4. Mengikuti dinamika fluktuasi dalam hubungan
  5. Mengapresiasi setiap tindakan pasangan
  6. Berusaha mendengarkan pasangan, dan
  7. Senantiasa saling memaafkan dan memperbaiki kesalahan dengan tidak mengulanginya.

Terdengar klise, ya ladies? Namun percayalah, hal-hal tersebut sangat sulit dilaksanakan dan dibutuhkan pengorbanan yang jauh lebih besar dari sekadar harta. Material hanyalah unsur superfisial dari sebuah hubungan, sementara pemahaman, penerimaan, kesabaran, dan apresiasi adalah unsur pembangun utama dalam sebuah hubungan. Saat unsur pembangun utama dalam hubungan telah kokoh berdiri, ladies tidak akan lagi mengutamakan hal-hal superfisial sebab ladies telah meraih kebahagiaan sesungguhnya dengan hati yang dihujani kasih sayang dan perhatian.

Must Read

Related Articles