today-is-a-good-day
OUR NETWORK

9 Bahan Produk Kecantikan yang Dianggap Berbahaya bagi Kesehatan

Dunia kecantikan selalu menarik untuk dibahas dari berbagai sisi, salah satunya adalah komposisinya. Bukan rahasia lagi bahwa kosmetik kerap mengandung bahan-bahan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan. Rumor akan bahaya dari berbagai kandungan dalam produk kecantikan pun amat mudah disebarkan dan diyakini. Aktris Gwyneth Paltrow bahkan bersikap sangat protektif pada keluarga dan dirinya sendiri dengan menolak menggunakan produk yang tidak organik.

Apakah benar demikian?

Sebelum memercayai mitos yang berhembus, sebaiknya Ladies baca dulu ulasan di bawah ini, yuk.

1. Paraben

bahan produk kecantikan kontroversial berbahaya
Foto: news.berkeley.edu

Paraben adalah zat kimia yang biasanya digunakan sebagai bahan pengawet produk kecantikan. Biasanya paraben dituliskan dalam beberapa nama, antara lain methyl-paraben, butyl-paraben, dan propyl-paraben.

Kontroversi: Tahun 2004, sebuah penelitian mendeteksi paraben dalam jaringan kanker payudara. Paraben juga dikenal mampu meniru hormone estrogen dalam tubuh sehingga sangat mungkin menimbulkan gangguan hormon.

Kabar terbaru: Penelitian membuktikan, paraben sangat mudah diserap dan dikeluarkan oleh tubuh. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Exposure, Science, and Environmental Epidemiology terungkap bahwa wanita hamil yang menggunakan produk kecantikan memiliki konsentrasi paraben tinggi pada urinnya. Namun peneliti belum menemukan efek samping dari sifat paraben tersebut. FDA kemudian membuka kembali investigasi pada paraben pada tahun 2005. Setelah melakukan penelitian, FDA menyimpulkan bahwa produk kecantikan berparaben tidak menunjukkan ancaman bagi kesehatan. Produk kecantikan biasanya mengandung kadar paraben jauh lebih rendah dibandingkan batas aman. FYI, batas aman paraben adalah 25%, sementara produk kecantikan biasanya hanya menggunakan paraben sebesar 0,01 hingga 0,3% saja.

2. Sodium lauryl sulfates

Sodium lauryl sulfates atau SLS adalah bahan pembersih yang dapat mengangkat minyak dan kotoran. Ada lebih dari 100 varian SLS, dari mulai yang sintetis hingga yang alami seperti minyak kelapa atau minyak sawit. SLS pun dapat pula berasal dari belerang atau produk berbahan dasar petroleum.

Kontroversi: Sifat SLS sebagai pembersih terbukti dapat mengikis warna rambut sehingga membuatnya tampak kusam. Sulfat pun, dalam berbagai penelitian, terbukti dapat menimbulkan iritasi (bukan alergi) pada mata serta kulit.

Kabar terbaru: Sifat SLS sebagai agen pembersih dapat membuat kulit menjadi kering dan iritasi. Jika Ladies pemilik kulit kering dan memiliki riwayat eksim, sebaiknya hindarilah penggunaan produk berbahan sulfat. Tidak perlu bingung ya Ladies sebab produk bebas sulfat sudah tersedia di pasaran kok. Pastikan Ladies selalu membaca komposisi setiap produk sebelum membelinya.

3. Senyawa alumunium

Alumunium adalah bahan aktif biasanya ditemukan pada produk deodoran. Fungsi dari alumunium adalah untuk menghambat kelenjar keringat pada ketiak. Dengan demikian, ketiak basah dan bau badan tidak sedap pun akan terhindari.

bahan produk kecantikan kontroversial berbahaya
Foto: stuttgarter.nachrichten.de

Kontroversi: Sebuah penelitian tahun 2005 menemukan bahwa penggunaan antiperspirant yang mengandung alumunium klorida atau alumunium chlorhydrate secara terus-menerus dapat meningkatkan sel kanker payudara karena kemampuan dua senyawa tersebut untuk meniru estrogen dalam tubuh. Namun penelitian tersebut juga merekomendasikan dilakukannya penelitian lain untuk memahami efek paparan alumunium jangka panjang di dekat jaringan payudara. Selain berkaitan dengan kanker payudara, paparan alumunium juga disebut-sebut dapat menyebabkan Alzhemeir. Perdebatan akan hal ini telah berlangsung selama 50 tahun setelah di tahun 1965 lalu peneliti melakukan percobaan pada kelinci. Peneliti menyuntikkan aluminium ke dalam otak kelinci dan ditemukan terjadinya pembentukan protein yang umum terjadi pada penyakit degeneratif.

Kabar terbaru: Para periset di National Cancer Institute dan National Institutes of Health belum menemukan bukti konklusif untuk menghubungkan alumunium dalam produk deodoran dengan pembentukan sel kanker payudara meskipun penelitian yang mengaitkan keduanya telah banyak dilakukan. Sementara itu Alzhmeir’s Association mengungkapkan bahwa para peneliti belum mampu menunjukkan peran alumunium dalam terjadinya Alzhemeir. Sementara dalam Journal of Alzheimer’s Desease diungkapkan bahwa alumunium dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat memberatkan penyakit Alzhemeir sehingga layak untuk dihindari, namun tetap dibutuhkan studi dan penelitian untuk mendukungnya. Secara umum, peneliti menganggap bahwa alumunium masih aman untuk digunakan karena tidak cukup kuatnya kaitan antara paparan alumunium dengan Alzhemeir.

4. Phthalates

Phthalates adalah zat kimia yang digunakan dalam produk plastik hingga kosmetik (cat kuku, hair sprays) agar produk tetap lentur. Selain itu, phthalates juga digunakan pada mainan, produk rumah tangga, hingga alat-alat kedokteran.

Kontroversi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa phthalate dapat menghambat hormon, terutama pada anak-anak dan laki-laki, dan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi. National Toxicology Program, dalam laporan 13th Report on Carcinogens mencantumkan Di (2-ethylhexyl) phthalate, atau biasa dikenal sebagai DEHP sebagai bahan yang “diantisipasi sebagai karsinogen bagi manusia.” Sebuah penelitian di tahun 2007 menemukan kaitan antara kandungan DEHP tinggi dalam urin pria dengan obesitas atau pria yang resisten-terhadap-insulin. Oleh sebab itulah, kebanyakan perusahaan kosmetik besar (Revlon, L’Oréal, Johnson & Johnson, dan Unilever) telah atau sedang dalam proses menghilangkan phthalate dari produk mereka. Sementara itu P & G telah menghilangkan lebih dari 99% phthalate dari produk mereka, dan dalam beberapa bulan, formula produknya akan benar-benar bebas phthalate.

Kabar terbaru: Menurut FDA, pengaruh paparan phthalate jangka panjang pada manusia tidaklah jelas sebab sebagian besar peneltian pada phthalate dilakukan pada hewan. FDA juga menyimpulkan bahwa saat ini belum cukup bukti ilmiah untuk menghubungkan penggunaan phthalate pada produk dengan risiko kesehatan yang selama ini diyakini. Lembaga berwenang di Uni Eropa serta US Consumer Product Safety Comission pun telah mengonfirmasi bahwa phthalate aman digunakan sebagai plasticizer PVC (pelunak) berbagai produk (termasuk mainan anak-anak) dan dalam produk-produk kecantikan. FYI, phthalate adalah salah satu zat kimia yang paling banyak dipelajari sehingga konsumen memiliki cukup banyak informasi mengenai zat ini. FDA terus melakukan penelitian untuk mencari efeknya terhadap manusia namun sebaiknya Ladies hindari paparan phthalate ke daerah sekitar mulut.

5. Triclosan

Triclosan adalah zat kimia bersifat antibakteri yang biasa ditemukan dalam sabun dan pasta gigi.

Kontroversi: Beberapa penelitian mengaitkan triclosan dengan berbagai penyakit seperti fibrosis hati, kanker, gangguan hormon, dan perkembangan bakteri superbug. Sebagian besar penelitian tersebut dilakukan pada hewan, bukan manusia, namun triclosan diketahui mampu diserap tubuh dan dapat dilacak pada sampel urin manusia.

Kabar terbaru: Saat ini FDA sedang meninjau keamanan triclosan setelah beberapa penelitian terbaru mengungkapkan adanya masalah kesehatan cukup serius. FDA juga mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan: tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa sabun antibakteri lebih efektif daripada sabun. Selain itu FDA pun meminta produsen untuk membuktikan pernyataan mereka bahwa sabun antibakteri dengan triclosan lebih efektif dan aman untuk penggunaan jangka panjang.

6. Talc

Talc adalah bedak mineral yang terbuat dari magnesium, silicon, hidrogen dan oksigen. Talk biasanya ditemukan dalam bedak wajah dan eye shadows.

Kontroversi: Talc yang tidak dimurnikan diklaim dapat terkontaminasi asbestos, yang dikenal bersifat karsinogen. Sebagian besar penelitian tentang bedak bedak bebas asbes tidak meyakinkan, namun beberapa penelitian menunjukkan adanya sedikit kaitan antara keterpaparan rutin dan beberapa jenis kanker, yaitu ovarium, paru-paru, dan rahim.

Kabar terbaru: Pada tahun 2010, FDA melakukan pengujian terhadap empat sampel talc dari pemasok kosmetik dan 34 produk kosmetik untuk mencari jejak kontaminasi asbes. Namun, tidak ada asbes yang ditemukan dalam sampel-sampel tersebut. Meskipun demikian, FDA merekomendasikan penelitian dengan sampel yang lebih lengkap.

7. Minyak mineral

Mineral oil adalah minyak yang bersumber dari minyak bumi.

Kontroversi: Penelitian tahun 2011 menemukan bahwa minyak bumi adalah kontaminan tubuh manusia terbesar saat ini. Ditemukan sekitar satu gram hidrokarbon minyak mineral di setiap partisipan. Minyak mineral yang tidak diolah termasuk ke dalam bahan karsinogenik menurut WHO. Sayangnya, minyak mineral yang ditemukan dalam kosmetik bukanlah yang diolah, namun hanya sekadar cosmetic-grade saja.

Kabar terbaru: Penelitian tahun 2005 membuktikan bahwa minyak mineral ternyata bersifat noncomedogenic. Yup, minyak mineral ternyata masih cukup aman digunakan, bahkan oleh pemilik kulit acne-prone sekalipun, Selain itu, WHO mengklasifikasikan minyak mineral halus, yang terdapat dalam kosmetik, ke dalam grup 3 dalam daftar produk karsinogenik. Artinya, WHO masih belum yakin 100% mengenai aman atau tidaknya produk tersebut. Namun, jika Ladies khawatir terhadap penggunaan minyak mineral, Ladies bisa mnggunakan minyak alami seperti argan, chamomile, atau minyak biji anggur yang sudah mudah didapatkan di pasaran.

8. Mercuri (Hg)

Sering banget disalahgunakan sebagai salah satu bahan untuk krim atau lotion pemutih kulit. Padahal merkuri adalah logam berat berbahaya dan jumlah sekecil apapun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri bisa menyebabkan iritasi, alergi, bahkan kerusakan permanen pada susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin. Belum lagi, merkuri juga termasuk karsinogenik.

9. Timbal (Pb)

Termasuk logam berat, timbal juga bahan yang dilarang untuk digunakan pada kosmetik. Pada anak-anak, timbal bisa menyebabkan keruskan permanen pada otak dan sistem saraf. Tentunya ini bisa memengaruhi tingkah laku dan perkembangan mereka, Ladies. Pada dewasa, timbal dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat, penyakit kardiovaskuler, dan menurunkan fungsi ginjal. Tapi, ternyata kosmetik tetap menggunakan timbal. Dan ini diperbolehkan asalkan tidak melebihi kadar maksimal 20 ppm (parts per milion).

Ya, sebenarnya ada bahan-bahan kimia yang masih bisa digunakan asalkan masih dalam batas wajar, Ladies. Tetap rajin cari tahu soal kandungan di produk yang kamu pakai, ya.

Sumber: Allure.com, Foto cover: divazzo.com

Must Read

Related Articles